Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan-jalan di Monas Sambil Berburu Pokemon, Ini Contekannya...

Kompas.com - 15/07/2016, 13:30 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB, kawasan Monumen Nasional (Monas) masih ramai seperti biasanya. Masuk lewat gerbang IRTI di seberang Balai Kota, warga dan wisatawan langsung menuju kawasan kuliner Lenggang Jakarta.

Di pintu masuk, mereka asyik berfoto dengan seniman-seniman jalanan. Ada yang berkostum tentara, ada pula yang berkostum hantu-hantu Indonesia, seperti pocong dan kuntilanak. Lengkap dengan bedak putih supertebal, eye shadow hitam di lingkaran mata, serta "darah segar" yang mengalir dari pelipis.

Namun, kini ada yang berbeda dari pengunjung Monas. Beberapa dari mereka asyik memegang ponsel sambil berjalan kaki, bahkan sering kali berlari. Orang-orang berkostum hantu diabaikan begitu saja. Bagi mereka, pokemon lebih berharga.

(BACA JUGA: Apa Itu Pokemon Go?)

Edna Tarigan (28) adalah salah satu warga Jakarta yang sengaja menyambangi Monas untuk "berburu" pokemon. Aplikasi Pokemon Go dibukanya begitu masuk pelataran parkir gerbang IRTI. Kawasan kuliner Lenggang Jakarta adalah pokestop pertama.

"Pokestop adalah tempat mengumpulkan berbagai benda yang kamu butuhkan untuk menangkap dan melatih pokemon," tutur Edna kepada KompasTravel, Kamis (14/7/2016).

Masuk ke lingkar dalam Monas, semakin banyak pokestop yang terlihat. Berbagai jenis pokemon mulai menampakkan diri, yaitu Ryhorn, Duduo, Exeggcute, Caterpie, dan Horsea. Edna asyik berjalan kaki sambil menangkap pokemon, sambil bertemu dua pokemon hunter lainnya.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Ki-ka: Deisha Rena (26), Ariko Ahmad (26) dan Edna Tarigan (28) yang bermain Pokemon Go di kawasan Monumen Nasional (Monas).

"Gue mau ke gym sebelah situ deh," tutur Ariko Ahmad (26).

Ajakannya dibalas anggukan kencang oleh Deisha Rena (26), teman Ariko yang juga sedang berburu pokemon. Ariko menuturkan, ada dua gym yang terletak di kawasan Monas. Satu gym di Tugu Monas, satu gym lainnya di depan Tugu Monas sisi barat daya. Ketiga pokemon hunter itu bergantian melatih "peliharaan" mereka di gym yang tersedia.

(BACA JUGA: Ahok: Katanya di Monas Banyak "Monster Pokemon")

"Gym itu tempat melatih pokemon. Gym bisa dimasuki oleh tiap trainer yang minimal sudah mencapai level 5. Tiap gym ada trainer lainnya yang jadi lawan kita, ada gym leader-nya. Mereka punya pokemon juga yang bisa diadu sama pokemon kita," papar Edna yang dalam dua hari sudah mencapai level 8.

Tak lama kemudian, mereka bertiga langsung mengincar pokestop yang masih berada di sisi barat daya Tugu Monas. Tak diduga, pokestop yang hanya berupa trotoar jalan itu penuh pokemon hunter lainnya. Mereka asyik menangkap pokemon sambil mengobrol soal gym, pokeball, dan istilah-istilah lainnya yang digunakan dalam game berbasis augmented reality tersebut.

(BACA JUGA: Wow, Ada Banyak Pokemon Bisa Diburu di Kota Tua Jakarta)

Ada banyak pokestop yang tersebar di lingkar dalam Monas. Lenggang Jakarta dan Tugu Monas adalah dua di antaranya. Ada pula Pot Garuda, Patung Moh Husni Thamrin, Patung Kuda, Patung Fotografer, Gerbang Masuk Tugu Monas, juga Menara Jam Monas.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Patung Moh Husni Thamrin adalah salah satu "pokestop" di kawasan Monumen Nasional (Monas).

"Serunya, banyak tempat yang kita belum tahu keberadaannya. Jadi bisa mengenal lebih jauh, bukan Tugu Monas-nya saja," tutur Deisha yang telah mencapai level 9.

Sejak ada Pokemon Go, Deisha dan Ariko senang menyambangi beberapa tempat wisata untuk berburu pokemon. Menurut Ariko, Bundaran HI dan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan mempunyai banyak pokemon.

"Sejauh ini masih di kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com