Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Tradisi Gelar Pitu, Kupat Gunggungan Jadi Rebutan

Kompas.com - 15/07/2016, 14:42 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang laki laki tua berpakaian serba hitam terlihat membakar dupa, Selasa (12/7/2016). Di belakangnya beberapa orang mengikuti dengan membawa ancak (makanan yang diletakkan di tempat dari pelepah pisang), dilanjutkan dengan arak-arakan Barong serta gunungan yang terbuat dari ketupat.

Setelah membaca doa-doa, rombongan yang diikuti ratusan masyarakat Dusun Kopenkidul, Desa Glagah tersebut bergerak melewati jalan-jalan desa yang sempit serta melalui persawahan serta gang kecil depan rumah warga.

Kegiatan tersebut adalah bagian dari tradisi Gelar Pitu yang diadakan setiap 7 hari setelah hari raya oleh Dusun Kopenkidul Desa Glagah Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Sebelumnya, mereka melakukan mendak tirto (mengambil air suci), di tujuh mata air milik desa. Air tersebut dipercikan pada kupat gunggungan dan barong untuk disucikan.

Bukan seperti ketupat pada umumnya, di dalam ketupat tersebut diisi sejumlah uang yang disumbang secara sukarela oleh masyarakat sekitar. Ketupat tersebut kemudian disusun menjadi seperti gunung yanh di sebut ketupat Gunggungan.

Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi Masyarakat berdoa dimakan leluhur saat Gelar Pitu dislenggerakan
"Satu rumah ada yang nyumbang satu ketupat, dua ketupat atau 10 ketupat. Bebas. Isi uang di dalamnya pun sukarela tidak kami tentukan," jelas Hairihi, Kepala Desa Glagah kepada Kompas.com, Selasa (12/7/2016).

Selanjutnya rombongan tersebut berhenti di areal pemakaman umum untuk berziarah di makam Buyut Saridin, leluhur Dusun Kopenkidul. Lalu mereka menggelar selamatan dan makan bersama di tengah jalan desa.

Makanan khas yang disajikan adalah ketupat lodoh, yaitu ketupat yang dinikmati dengan ayam yang dibumbui dengan parutan kelapa muda yang dimasak dengan rempah-rempah. Acara puncak pun dimulai.

Ketupat Gunggungan diperciki air dan kembali didoakan lalu ratusan masyarakat berebut ketupat tersebut. Mereka menyakini semakin banyak ketupat berisi uang yang mereka dapatkan maka rejeki mereka selama setahun akan bertambah.

Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi Masysrakat memperebutkan Ketupat Gunggungan berisi uang di tradisi Gelar Pitu
"Setelah kita melakukan tradisi Gelar Pitu, biasanya masyarakat sini kembali bekerja. Yang kerja ke Bali ataupun kerja keluar kota baru boleh berangkat setelah selamatan," jelas Samsul Lasmidi.

Ia mengatakan acara tersebut adalah acara bersih desa yang dilakukan setahun sekali agar masyarakat di berikan keberkahan dan keselamatan serta mendapatkan rejeki yang berlimpah.

"Ini adalah bentuk ikhtiar dan meminta kepada Tuhan agar menjaga desa kami," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Air Terjun Telunjuk Raung Banyuwangi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Air Terjun Telunjuk Raung Banyuwangi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
4 Tips Naik Perahu Susur Sungai Sendiri, Perhatikan Cara Duduknya

4 Tips Naik Perahu Susur Sungai Sendiri, Perhatikan Cara Duduknya

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Pendakian Terkini Bukit Mongkrang Tawangmangu

Harga Tiket dan Jam Pendakian Terkini Bukit Mongkrang Tawangmangu

Travel Update
Daya Tarik Masjid Aschabul Kahfi, Tempat Wisata Religi di Gua

Daya Tarik Masjid Aschabul Kahfi, Tempat Wisata Religi di Gua

Jalan Jalan
Tempat Wisata dekat Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Museum hingga Pantai

Tempat Wisata dekat Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Museum hingga Pantai

Travel Update
4 Tips Camping di Cuaca Buruk, Pastikan Persiapan Lengkap

4 Tips Camping di Cuaca Buruk, Pastikan Persiapan Lengkap

Travel Tips
Aktivitas di Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Masih Belum Banyak

Aktivitas di Bukit Dewa Dewi Wonogiri, Masih Belum Banyak

Travel Update
Starlux Airlines Terbang dari Taiwan ke Jakarta per September, Tarif Rp 3 Jutaan

Starlux Airlines Terbang dari Taiwan ke Jakarta per September, Tarif Rp 3 Jutaan

Travel Update
Tips Berkunjung ke Bukit Dewa Dewi di Wonogiri, Datang Pagi

Tips Berkunjung ke Bukit Dewa Dewi di Wonogiri, Datang Pagi

Travel Tips
20 Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024, Indonesia Teratas

20 Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024, Indonesia Teratas

Travel Update
Indonesia Jadi Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024

Indonesia Jadi Destinasi Terbaik untuk Wisatawan Muslim 2024

Travel Update
Asal-usul Nama Golo Geleng di NTT, Konon Jadi Tempat Singgah Empo Rua

Asal-usul Nama Golo Geleng di NTT, Konon Jadi Tempat Singgah Empo Rua

Jalan Jalan
Pendakian ke Gunung Dempo di Sumatera Selatan Ditutup sampai 8 Juni

Pendakian ke Gunung Dempo di Sumatera Selatan Ditutup sampai 8 Juni

Travel Update
4 Aktivitas di Koryu Space di Jakarta, Baca Buku dan Bikin Origami

4 Aktivitas di Koryu Space di Jakarta, Baca Buku dan Bikin Origami

Jalan Jalan
Cara ke Koryu Space Japan Foundation, Naik MRT dan Transjakarta

Cara ke Koryu Space Japan Foundation, Naik MRT dan Transjakarta

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com