Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Kuliner Murah dan Legendaris di Pasar Gede Solo

Kompas.com - 25/07/2016, 06:35 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

SURAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Gede Hardjonagoro atau biasa disebut Pasar mulai dibangun tahun 1929 di atas tanah milik Keraton Kesunanan Surakarta dan diresmikan setahun kemudian. Bangunan pasar hasil rancangan arsitek keturunan Belanda Thomas Karsten ini menyimpan banyak kenangan sejarah termasuk dalam hal kuliner.

Sederet kuliner-kuliner legendaris yang mulai mengiringi perjalanan Pasar Gede bisa ditemui di dalam. Berikut KompasTravel berikan beberapa rekomendasi aneka kuliner tradisional nan melegenda yang bisa dicicipi di Pasar Gede.

1. Es Dawet Telasih Bu Dermi

Di warung Es Dawet Bu Dermi, Anda akan menemukan ramuan es dawet tradisional Solo yang turun-temurun tiga generasi. Semangkuk es dawet ketan hitam, tape ketan, jenang sumsum, biji telasih, cairan gula dan santan dengan tambahan es batu akan menyegarkan tenggorokan setelah berkeliling Pasar Gede.

Rut Tulus Subekti, sosok di balik jajanan Dawet Telasih Bu Dermi. Ia adalah generasi ketiga yang kini meneruskan usaha es dawet yang mulai berjualan sejak tahun 1930-an di Pasar Gede.

(BACA: Yuk, Coba Es Dawet Legendaris Langganan Jokowi di Pasar Gede Solo)

2. Brambang Asem

Brambang Asem adalah makanan yang lama tak terdengar. Kuliner Brambang Asem terdiri daun ubi dicampur sambal asam jawa yang terasa pedas dan manis.

Di sampingnya ada tempe gembos dimasak bacem. Tempe gembos sendiri berbeda dengan tempe biasa karena terbuat dari ampas tahu bukan kacang kedelai.

Brambang Asem dikenal sebagai kudapan masyarakat yang tinggal di desa-desa kecil Solo. Yu Sum mengatakan, biasanya Brambang Asem disantap pada siang hari bersama teh hangat.

(BACA: Pedas dan Manis Goyang Lidah Ala Kuliner Ndeso Brambang Asem)

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Kuliner Brambang Asem terdiri daun ubi dicampur sambal asam jawa yang terasa pedas dan manis.

3. Lenjongan

Jajanan tradisional zaman penjajahan Lenjongan adalah jajanan tradisional Solo yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Lenjongan terdiri dari beberapa macam makanan, misalnya tiwul, ketan hitam, ketan putih, gethuk, sawut, cenil, dan klepon. Penjual Lenjongan di Pasar Gede Yu Sum (56) menceritakan, sejak zaman penjajahan, lenjongan telah dikenal sebagai jajajan di Solo.

Usaha lenjongan dimulai dari generasi nenek Yu Sum hingga kini anak perempuannya ikut berjualan lenjongan di Pasar Gede.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com