Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sejarah Bumi di Wonocolo

Kompas.com - 27/07/2016, 21:20 WIB

Untuk menuju Wonocolo, pengunjung bisa melalui jalan darat dari Surabaya, dengan lama perjalanan sekitar 3-4 jam. Pagi hari merupakan waktu yang tepat memulai perjalanan. Setidaknya, saat tiba pukul 07.00 pagi, pengunjung akan disuguhi pemandangan perbukitan, muncul dari kabut yang tersibak.

Dari jarak dekat, perbukitan itu dipenuhi menara pengebor berbentuk segitiga dan berbahan kayu. Beberapa menara segitiga kayu masih beroperasi, tetapi ada juga yang ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya karena sumur minyak sudah mati.

Menjelang siang, aktivitas masih berlanjut. Sejumlah penduduk Desa Wonocolo masih asyik menimba, menyuling, dan mengangkut minyak.

Tradisional

Public Relations Manager Pertamina EP Muhammad Baron, akhir pekan lalu, di Cepu, mengatakan, luas area yang dirintis wisata Petroleum Sejarah Bumi Wonocolo mencapai 100 hektar.

Luas ini sudah termasuk pengembangan infrastruktur jalur pengunjung berjalan kaki, lalu lintas kendaraan pengunjung wisata, dan area sumur percontohan. Adapun luas wilayah pengeboran tradisional sekitar 50 hektar, dengan 50 unit sumur.

”Ide awal memang dari pola pengeboran tradisional yang diwariskan turun-temurun. Namun, seiring berjalannya waktu, pengeboran baru terus bermunculan, masif, dan tanpa memperhatikan kelestarian alam. Tujuan lainnya, mengedukasi mereka mengenai alternatif mata pencarian di luar aktivitas penambangan,” ujar Baron.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com