Rasa penasaran menemui jalak bali di alam mengalahkan keinginan tetap tinggal di balik selimut. Pukul enam kurang lima menit pagi, telepon berbunyi, memberi tahu bahwa Putu Suardika sudah siap memandu perjalanan mengamati burung di dalam kawasan hutan konsesi resor yang dijaga seperti aslinya.
Putu mengajak menyusuri jalan setapak di antara pohon-pohon hutan hujan dataran rendah. Berbekal teropong mata dua, kami mencari pohon akasia yang menurut Putu kesukaan jalak bali. Tak sia-sia bangun pagi.
Dengan bantuan Putu, dua kali kami memergoki jalak bali di dua tempat berbeda. Burung itu segera dapat dikenali melalui warna bulunya yang putih dengan warna biru sekitar mata dan hitam di ujung sayap.