Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika ke Bali, Jangan Lupa Kunjungi Obyek Wisata Sangeh

Kompas.com - 30/07/2016, 22:05 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Bali, wisatawan jangan lupa singgah di Obyek Wisata Sangeh yang letaknya sekitar 25 kilometer dari kota Denpasar ke arah utara tepatnya di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Pengelola Obyek Wisata Sangeh, Made Mohon kepada KompasTravel menyampaikan bahwa wisatawan yang datang untuk setiap hari tetap didominasi oleh wisatawan asing.

"Untuk reguler masih banyak asing yang datang. Tapi kalau sudah musim liburan sekolah atau liburan hari raya, wisatawan lokal dan nasional," kata Made Mohon di Badung, Bali, Sabtu (30/7/2016).

Made Mohon juga menyampaikan bahwa wisatawan asing yang datang lebih banyak rombongan dengan mencari rute ke destinasi wisata lain yang satu jalur dari Obyek Wisata Sangeh, yaitu ke Kebun Raya Bedugul, Taman Ayun dan Tanah Lot.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Obyek Wisata Sangeh di Badung, Bali.
"Biasanya wisatawan asing yang datang itu mengambil rute yang satu jalur dengan tempat wisata lain seperti Bedugul, Taman Ayun, Tanah Lot dan lainnya. Apalagi di utara Obyek Wisata Sangeh ini kan ada jalur baru menuju ke barat, ke Bedugul, jadi lebih mudah aksesori," kata Mohon.

Tarif masuk ke Obyek Wisata Sangeh ada dua golongan. Untuk wisatawan asing dewasa Rp 15.000 dan anak-anak Rp 10.000. Sementara tarif wisatawan lokal dan nasional atau domestik dewasa Rp 10.000 dan anak-anak Rp 5.000.

Seluruh pengunjung setiap harinya sekitar 400 orang, sementara jika liburan bisa mencapai 2.000 setiap harinya.

Obyek Wisata Sangeh ini berupa hutan lindung yang dihuni oleh sekitar 600 monyet yang menjadi daya tarik pengunjung. Untuk melindungi hutan dan isinya termasuk monyet yang menjadi penghuni, ada aturan adat atau lebih dikenal dengan Awig-awig yang diberlakukan dan ditulis di papan.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Taman Hutan Sangeh di Kabupaten Badung, Bali.
Aturan adat tersebut di antaranya, semua warga dilarang merusak sesuai isi hutan baik mengambil apa pun yang ada di hutan. Jika itu diketahui dan terbukti maka akan mendapat denda "uang bolong" (untuk upacara adat) asli.

Selain diberlakukan aturan adat, ada juga diberlakukan UU Nomor 41 Tahun 1999 dan UU Nomor 18 Tahun 2013.

Selain itu, wisatawan juga perlu memperhatikan barang bawaan seperti kaca mata, topi, perhiasan, tas dan lainnya. Jika barang bawaan jadi pusat perhatian, akan diganggu atau diambil oleh moyet-monyet yang ada di sekitar pengunjung.

"Hati-hati barang bawaan. Tas, topi dan lainnya, biar tidak diambil monyet," ujar Mohon.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Monyet berkeliaran di halaman parkir Obyek Wisata Sangeh di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (29/7/2016).
Ada kesan monyet-monyet di Obyek Wisata Sangeh itu nakal-nakal dan bandel. Memang terkadang ada tapi tidak semuanya. Petugas di obyek wisata ini selalu siap memantau dan memandu wisatawan.

Jika ingin memberikan makanan kepada para monyet, makanan tersebut bisa membeli di depan pintu masuk, seperti pisang dan kacang. Harganya cukup murah dan menjadi kepuasan tersendiri agar wisatawan bisa dekat dengan monyet-monyet yang ada di Sangeh tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com