Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Manakah Taman Nasional Sebangau?

Kompas.com - 31/07/2016, 18:05 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Kalimantan punya banyak taman nasional yang punya keanekaragaman flora dan fauna. Ada delapan taman nasional yang tersebar di Kalimantan yakni Betung Kerihun, Bukit Baka Bukit Raya, Danau Sentarum, Gunung Palung, Kayan Mentarang, Kutai, Tanjung Puting, dan Sebangau.

Taman nasional tertua adalah Kutai dan Tanjung Puting, keduanya dicanangkan sebagai taman nasional pada 1982. Sementara itu, yang paling baru adalah Taman Nasional Sebangau yang dicanangkan pada 2004.

Taman Nasional Sebangau dan Taman Nasional Tanjung Puting sama-sama terletak di Kalimantan Tengah. Namun, TN Sebangau memiliki keunikan karena merupakan ekosistem rawa gambut.

Secara administratif, TN Sebangau masuk dalam tiga wilayah yakni Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau. Sebelum didaulat menjadi taman nasional, Sebangau merupakan hutan produksi yang dikelola beberapa HPH. Pembalakan liar pun merajalela usai berakhirnya izin HPH di kawasan tersebut.

Namun kini, meski bekas kebakaran hutan masih jelas terlihat, taman nasional seluas 568.700 hektar itu menjadi lokasi ekowisata terutama untuk melihat langsung satwa liar.

Taman Nasional Sebangau menjadi habitat dari 808 jenis tumbuhan, 15 jenis mamalia, 182 jenis burung, dan 54 spesies ular. Jenis flora yang tumbuh di area rawa gambut ini sangat spesifik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Kompas.com/Sri Anindiati Nursastri Taman Nasional Sebangay merupakan lahan hutan gambut yang dilalui beberapa sungai, salah satunya Sungai Koran yang berair hitam. Warna ini bukanlah hasil limbah, melainkan zat tannin yang ada di dalam rawa gambut.

"Salah satunya adalah Ramin, kayu yang jadi bahan baku mebel. Ramin selalu dicari karena kayunya kuat dan tahan air," tutur Abdullah, salah satu penjaga TN Sebangau kepada KompasTravel.

Di TN Sebangau pula, wisatawan bisa melihat satwa liar langsung di habitat aslinya. Beberapa satwa penghuni taman nasional ini adalah orangutan, bekantan, beruang madu, owa-owa, burung rangkong, juga monyet ekor panjang.

Ada tiga spot wisata yang terbagi di masing-masing kota/kabupaten. Namun yang paling mudah diakses adalah area Sungai Koran, yang terletak dekat Kota Palangkaraya.

Sungai Koran memiliki keunikan karena berwarna hitam. Warna ini muncul dari kandungan tannin yang tinggi, karena terdapat rawa gambut sedalam 1-17 meter di dasarnya.

Sungai ini dipenuhi tumbuhan rasau, sejenis pandan yang memiliki duri di bagian daun dan batang. Anda bisa menyusuri sungai ini dalam half day trip selama 3-4 jam.

Caranya, Anda bisa menyewa mobil dari Kota Palangkaraya atau Bandara Tjilik Riwut menuju Desa Kereng Bangkirai. Perjalanannya hanya butuh waktu sekitar 15-20 menit.

Ini adalah gerbang masuk utama menuju TN Sebangau. Dari desa ini, Anda bisa menyewa speedboat seharga Rp 500.000, bisa diisi maksimal tiga orang dan satu/dua pemandu.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI "Jalur reptil" di TN Sebangau terletak di bagian belakang Pos Jaga Sungai Koran.

Anda akan diajak "meliuk" dan melintasi labirin rasau di Sungai Koran. Pada sore hari, orangutan biasa keluar untuk memetik daun yang nantinya digunakan sebagai alas tidur. KompasTravel pun menemukan orangutan saat perjalanan kembali ke dermaga beberapa waktu lalu.

Musim hujan adalah waktu terbaik menyambangi Taman Nasional Sebangau. Anda bisa menyusuri Sungai Koran menggunakan speedboat tanpa harus trekking di area gambut akibat air surut.

"Waktu terbaiknya sekitar Desember-Februari," tambah Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com