BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 15 pelajar dari seluruh Indonesia belajar tari Gandrung pada maestro tari asal Banyuwangi, Temu Misti di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi pada 18-29 Juli 2016.
Mereka bukan hanya belajar menari, tetapi juga mengikuti setiap tahapan sebelum menjadi penari Gandrung. Ke 15 pelajar tersebut berasal dari Karanggede, Bandung, Semarang, Bangka Belitung, Lampung, Payakumbuh, Gorontalo, Mendoyo, Kupang, Jakarta, Salatiga, Tangerang dan Brebes.
Mereka mendaftar secara online pada Kegiatan Belajar bersama Maestro di Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. "Dalam program tersebut ada 10 maestro se Indonesia dan salah satunya adalah Mbok Temu Misti di Banyuwangi maestro Tari Gandrung," jelas Aekanu, pendamping kelompok selama di Banyuwangi kepada KompasTravel, Kamis (28/7/2016).
Bukan hanya menari, para pelajar tersebut juga belajar vokal syair Podho Nonton yang dinyanyikan saat menari Gandrung, make up Gandrung, serta filosofi kostum Gandrung dan sejarah Gandrung.
"Mereka juga mengikuti tahapan tahapan sebelum menjadi penari Gandrung mulai dari ziarah ke makam tetua masyarakat sini sampai acara terakhir yaitu meras gandrung yaitu mereka menari dan tampil pertama kali di depan penonton," jelasnya.
Dalam waktu lebih dari sepekan, mereka belajar tentang Gandrung minimal 10 jam per hari. "Setelah belajar, mereka tampil menari bersama Mbok Temu di Yogyakarta," jelasnya.
Sementara itu Ni Sekar Putu asal Mendoyo, Bali kepada KompasTravel mengaku senang bisa belajar menari Gandrung. Menurutnya tidak ada kesulitan saat belajar menari hanya saja saat melatih vokal dia harus mengikuti cengkok penari Gandrung. "Pengalaman yang luar biasa bisa belajar menari Gandrung langsung dari maestro," katanya.
Apalagi menurut siswa SMA tersebut, Mak Temu adalah pribadi yang ramah. "Untuk sekelas maestro tari, Mak Temu hidup sangat sederhana," ujarnya.
Temu Misti adalah salah satu penari Gandrung yang sering tampil di pentas tari nasional dan internasional. Dia beberapa kali tampil di luar negeri menarikan tarian Gandrung. Perempuan kelahiran 20 April 1953 pernah dianugerahi penghargaan Kartini Indi Women Award 2013 atas kegetolannnya melestarikan tarian khas Banyuwangi. Tahun 1980, suara emas Temu direkam Smithsonian Folkways, Amerika Serikat, milik Philip Yampolsky.
Kepada KompasTravel, Temu Misti mengaku senang bisa melatih para pelajar tersebut mulai dari gerakan dan menyanyi gending Gandrung. Setiap pagi, 15 pelajar tersebut datang dan pulang pada sore hari.
Untuk kegiatan tersebut, ia harus merehab bagian depan rumahnya agar anak-anak bisa belajar nari dengan nyaman.
"Sudah jarang manggung buat nari tapi ya paling nyanyi pas ada hajatan. Kalau ada yang datang ke sini buat belajar nari ya saya terima. Tapi ini karena yang latihan banyak jadi depan rumah saya rehab buat anak-anak belajar tempat manggung juga," jelas Temu Misti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.