Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gulai Sapi Tugu Pak Samin yang Legendaris, Rasanya Segar Tanpa Santan

Kompas.com - 01/08/2016, 16:03 WIB

MEMBICARAKAN kuliner Yogyakarta, harga yang murah menjadi salah satu daya tariknya. Banyak tempat di Yogyakarta yang menjajakan makanan dengan harga terjangkau tetapi tidak mengurangi kualitas rasa.

Dari beberapa tempat makan murah meriah yang ada, Gulai Sapi Tugu Pak Samin adalah salah satu yang wajib Anda kunjungi.

Memiliki lokasi yang sangat strategis, yakni berada di pojokan Tugu Pal Putih Yogyakarta atau berada di emperan toko peralatan tulis "Murah" setiap harinya tempat ini ramai dikunjungi pelanggan.

Meski tempat jualannya begitu sederhana, hanya menggunakan sebuah gerobak berukuran cukup besar sebagai tempat jualan tetapi tidak menghalangi para pelanggannya untuk kembali datang.

Sebagai tempat makan para pengunjung, si empu warung menyediakan tikar yang digelar di emperan toko.

Tidak hanya sekedar lokasinya yang strategis, tempat makan yang dirintis oleh Samin (78) bersama istrinya ini juga cukup legendaris bagi masyarakat Yogyakarta karena telah ada sejak tahun 1968.

"Warung ini telah ada sejak Tugu Yogyakarta isinya masih banyak sesaji, hingga saat ini isinya orang foto-foto," ujar Ning Wardani, anak dari Samin.

Lebih lanjut Ning mengatakan, orangtuanya mulai berjualan sebelum toko peralatan tulis yang menjadi lokasi berjualan saat ini belum dibangun.

Dahulu Samin bersama istrinya tidak hanya berjualan gulai. Pasangan yang dianugerahi dua orang anak tersebut membuka warung makan ramesan dengan pilihan sayur dan lauk yang beragam.

Karena keterbatasan tenaga, dan sebagian besar pelangganya banyak yang mencari gulai, akhirnya pada awal tahun 90-an menjadikan gulai sebagai satu-satunya menu yang dijual.

Jika kita mendengar nama gulai, yang terbayang adalah olahan daging yang dimasak dengan santan yang kental berwarna kekuningan. Berbeda dengan kebanyakan gulai, Pak Samin menyajikan gulai dengan kuah yang encer tanpa santan berwarna kekuningan.

Meskipun tidak menggunakan santan, tetapi citarasa gulai satu ini cukup gurih dengan bumbu-bumbu rempah yang begitu terasa.

Karena tidak menggunakan santan, kuahnya yang disajikan panas terasa begitu segar disantap pada malam hari. Potongan daging sapinya pun terasa begitu empuk, tanpa banyak lemak yang menempel.

"Untuk menghasilkan daging sapi yang empuk, dagingnya direbus berulang-ulang. Selain membuat empuk juga menghilangkan lemak-lemak yang menempel pada daging," jelas Ning.

Ada dua pilihan cara penyajian gulai, yakni gulai campur (nasi dan gulai dicampur dalam satu piring) atau gulai pisah (gulai dan nasi dipisah). Dalam kedua cara penyajian tersebut potongan dagingnya pun cukup banyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com