Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Informasi! Tantangan Terberat Liburan ke Sri Lanka

Kompas.com - 02/08/2016, 19:05 WIB
Kontributor Travel, Fira Abdurachman

Penulis

KOLOMBO, KOMPAS.com - Minimnya informasi membuat perjalanan terkadang menjadi sangat menyusahkan. Sri Lanka termasuk negara yang sangat minim informasi seperti: papan pengumuman turis, papan informasi turis, selebaran atau petunjuk bagi para turis, dan bentuk-bentuk informasi lainnya.

Para turis lebih banyak mengembangkan sendiri info dari sesama turis, internet, atau staf hotel. Staf hotel juga kadang tak bisa diandalkan karena memiliki kepentingan bisnis sendiri.

Misalnya saja, KompasTravel harus berputar-putar keliling terminal bus Colombo Fort di Kolombo selama 1 jam untuk menemukan bus AC menuju kota Kandy. Ini karena informasi keberadaan bus ber-AC, yang lebih nyaman bagi turis, tidaklah jelas. Jalur transportasi dan tempat mana saja yang bagus untuk dinikmati juga lebih banyak informasi dari sopir tuk-tuk.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Suasana kota tua dan wisata alam yang masih relatif sepi menjadi daya tarik pariwisata Sri Lanka.
Penipuan acap kali terjadi karena diawali dengan bertanya tentang informasi dan akhirnya berkembang menjadi transkasi harga yang sangat mahal. Shina, turis asal Perancis menceritakan pengalamannya kepada KompasTravel saat bertanya ke kantor pusat informasi turis di stasiun kereta api Colombo Fort.

Dia hanya bermaksud bertanya tentang jadwal kereta api ke kota tujuannya. Penjaga bukannya memberikan informasi detail tentang harga, tetapi justru menawarkan paket perjalanan dengan harga yang mahal.

“Akhirnya saya lebih senang bertanya kepada sesama turis atau sopir tuk-tuk daripada petugas turis," ucapnya.

Tentu saja ini pekerjaan rumah besar bagi dunia turisme di Sri Lanka. Bukan langkah mundur tapi justru langkah untuk mengembangkan bisnis pariwisata mereka.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Sri Dalada Maligawa, sebuah kuil di Kota Kandy, Sri Lanka, yang banyak dikunjungi wisman.
Pemerintah Sri Lanka sendiri berusaha memperbaiki berbagai sarana dan prasarana wisata. Seperti infrakstruktur jalan, pelayanan di kawasan turis, termasuk perbaikan kualitas hotel yang terus menjamur di banyak sudut negara ini.

Jangan terlalu merendahkan juga. Sri Lanka ternyata memiliki jaringan koneksi internet yang cukup bagus sampai ke kawasan terpencil. Kedai makanan dan minuman juga mudah ditemui di setiap perjalanan. Masyarakatnya juga terbiasa dengan bahasa Inggris hingga memudahkan para turis untuk berkomunikasi.

Warga Sri Lanka juga masih melaksanakan disiplin yang tinggi di jalan. Bus hanya mau berhenti di halte bus. Pejalan kaki dengan aman berjalan di trotoar dan menyebrang di zebra cross. Kendaraan umum memiliki kesadaran yang tinggi untuk berhenti sejenak bila ada penyeberang jalan

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Sri Lanka banyak memiliki bangunan tua. Ini merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara datang berpelesir ke negara tersebut.
Terakhir adalah masalah keamanan. Bukan keamanan secara politik tetapi keamanan dari tindak kriminal di jalan seperti perampokan, copet, termasuk pelecehan seksual terhadap perempuan.

Sama seperti tempat-tempat di dunia, semua ancaman kejahatan tetap harus diwaspadai. Namun di Sri Lanka, saat malam hari masih banyak tempat yang minim penerangan. Hindari keluar di malam hari. Bila ingin keluar malam pun usahakan berkelompok. 

Bagi beberapa turis, segala rintangan adalah cerita indah di perjalanan. Tak salah bila Sri Lanka adalah negara eksotis yang menantang kamu untuk datang ke sana. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com