Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Pulang dari Darwin Tanpa Lihat Buaya

Kompas.com - 04/08/2016, 07:10 WIB
Caroline Damanik

Penulis

DARWIN, KOMPAS.com – Puluhan buaya asyik berjemur di tepi kolam luas, siang itu pada akhir Mei 2016. Mata dari sebagian budaya tampak setengah tertutup, seolah terus berjaga di atas tepi kolam yang dialasi semacam terpal plastik berwarna hitam.

Saat pintu kawat dibuka, sebagian besar buaya langsung bergerak dengan sangat cepat masuk ke dalam air. Saking cepatnya, suara keras empasan ekor buaya ke terpal mengagetkan orang yang masuk ke area kolam yang disebut Attack Lagoon di Crocodylus Park and Zoo.

Namun, sebagian buaya dengan panjang sekitar 1 meter masih berjemur meski dengan mata yang sudah terbuka lebar tanda sedang awas.

“Hati-hati, jangan terlalu dekat,” kata Kenny Peckham, seorang remaja keturunan Aborigin yang sedang menjadi pegawai magang di tempat ini.

***

Selain kanguru, koala dan tasmanian devil, buaya air asin termasuk salah satu fauna khas Australia. Buaya air asin asal Australia konon merupakan hewan reptil terbesar di dunia.

Populasi buaya di Northern Territory terhitung paling besar di seantero Australia, bahkan lebih banyak daripada di Queensland dan Western Australia.

Situs nt.gov.au mencatat, buaya di Northern Territory pada saat ini diperkirakan mencapai 100.000 ekor. Jumlahnya terus meningkat karena adanya larangan berburu buaya.

Pemerintah Australia melalui situs resmi environment.gov.au mencatat bahwa jumlah buaya di Australia meningkat sejak diberlakukannya UU Perlindungan Buaya, yaitu masing-masing pada tahun 1970 di Western Australia, tahun 1971 di Northern Territory dan pada tahun 1974 di Queensland.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Crocodylus Park di Darwin, Northern Territory, Australia.
Oleh karena itu, melihat langsung buaya air asin Australia pantang untuk dilewatkan jika sedang berada di Darwin, ibu kota Northern Territory. Sejumlah penangkaran yang ada di kota ini bisa dikunjungi, bahkan sudah dijadikan sebagai tempat wisata edukasi sekaligus peternakan buaya.

Crocodylus Park and Zoo merupakan salah satu penangkaran buaya sekaligus destinasi wisata edukasi di Darwin. Lokasinya sekitar 14 km dari pusat kota.

Taman buaya yang didirikan oleh seorang profesor biologi ini berdiri pada tahun 1994. Giovanna Webb, pengelola sekaligus istri dari pemilik taman buaya ini mengatakan, Crocodylus Park memiliki 23 spesies buaya dari seluruh dunia, baik buaya air asin maupun buaya air tawar.

"Kami berusaha membuat taman buaya ini semirip mungkin dengan habitat aslinya,” kata Giovanna.

Ada dua lagoon di penangkaran ini dan sejumlah kandang berderet untuk buaya. Lagoon biasanya diisi buaya yang masih berusia muda hingga usia produktif, sedangkan di kandang biasanya buaya-buaya berukuran sangat besar atau dengan kondisi khusus.

Harold, misalnya, adalah buaya air asin berukuran raksasa yang tinggal di breeding pens. Panjangnya mencapai 4,51 meter dan beratnya sekitar 530 kilogram.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com