Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Istimewa Teknologi AR pada Pameran Lukisan Istana Negara?

Kompas.com - 04/08/2016, 09:03 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lukisan istana negara untuk pertama kalinya dapat dinikmati oleh masyarakat di pameran "Goresan Juang Kemerdekaan: Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia".

Pameran yang diselenggarakan mulai 2-30 Agustus 2016 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat ini buka setiap hari dari pukul 09.00-20.00 WIB tanpa dipungut biaya.

Tak seperti pameran lainnya, pameran Goresan Juang Kemerdekaan ini memiliki inovasi baru yang dibuat oleh Badan Ekonomi Kreatif, yakni melihat penjelasan lukisan lewat teknologi Augmented Reality (AR).

AR adalah pemandangan di dunia nyata yang ditambahkan oleh sensor komputer seperti grafis, suara, atau video. Salah satu video games yang populer dengan penggunaan AR adalah Pokemon Go.

Nah, di pameran Goresan Juang Kemerdekaan pengunjung juga dapat memanfaatkan teknologi AR ini secara on site mode maupun off line mode. Langkah pertama Anda perlu mengunduh aplikasi "Goresan Juang Kemerdekaan" di Google Play Store. 

Kompas.com/Silvita Agmasari Augmented Reality, Inovasi baru melihat pameran seni dari Bekraf RI.

Untuk off line mode, Anda dapat mengunduh katalog pameran dan memindai katalog online untuk mendapatkan informasi, jadi Anda tak perlu berada di lokasi pameran. Perlu dicatat Anda memerlukan dua gawai untuk pindai off line mode. Satu untuk memindai, satu untuk menayangkan katalog. 

Sedangkan untuk on site mode, lebih baik Anda jaga ekspektasi setelah sampai di Galeri Nasional. Namun seberapa istimewa teknologi AR di pameran tersebut?

Jangan berharap Anda akan berkeliling memindai lukisan dengan AR di ruang pamer. Kenyataanya, pengunjung hanya boleh memindai sembilan poster duplikasi lukisan di samping kiri gedung pameran. 

Harus diakui inovasi AR untuk pameran Goresan Juang Kemerdekaan ini adalah suatu hal yang baru di dunia seni Indonesia. Di luar negeri, beberapa pameran besar seperti Armory Captures yang digelar di New York, Amerika Serikat, dan Venice Biennale, di Italia telah memanfaatkan teknologi ini.

Inovasi Bekraf memboyong teknologi ini ke dalam pameran seni patut diacungi jempol. Teknologi AR di pameran Goresan Juang Kemerdekaan seakan seperti hanya memberikan pengalaman baru mencoba AR.

Teknologi Augmented Reality yang dapat dinikmati pengunjung pameran Goresan Juang Kemerdekaan.

Salah satu alasan pemanfaatan teknologi AR ini adalah untuk mencegah adanya plagiarisme itu sangat dimengerti. Namun dari 28 lukisan yang dipamerkan hanya tersedia sembilan poster lukisan yang dapat dipindai.

Penjelasan yang keluar dari poster lukisan juga mirip dengan penjelasan yang ada di buku keterangan pameran. Malah penjelasan dalam buku pameran lebih komprehensif.

Penempatan poster lukisan juga terkesan seadanya, hanya ditempel di papan triplek dengan rangka kayu membuat AR menjadi kian tak menarik.

Penting atau tidak mendowload aplikasi AR Goresan Juang Kemerdekaan dengan kapasitas 28 MB ini tergantung pilihan Anda. Namun pemgalaman mencoba AR untuk memindai poster lukisan tentu akan menjadi hal yang baru. 

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pengunjung melihat lukisan koleksi Istana Negara dalam pameran bertajuk 'Goresan Juang Kemerdekaan : Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia' di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (2/8/2016). Pameran menampilkan 28 karya dari 20 maestro lukis Indonesia seperti Raden Saleh, Affandi, Basoeki Abdullah hingga Presiden Soekarno, berlangsung untuk umum dari 2-30 Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com