Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyiknya Menonton Pacuan Kuda di Pinggir Pantai Timor

Kompas.com - 08/08/2016, 15:17 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Menonton lomba pacuan kuda di tempat yang konvensional memang sudah biasa. Tapi tidak dengan yang dilakukan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bagaimana tidak, di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, Timor Leste ini, Anda bisa menyaksikan lomba pacuan kuda itu di pinggir pantai. Lokasi arena pacuan kuda tersebut berada di Tanjung Bastian, Kelurahan Humusu C, Kecamatan Insana Utara.

Selain menikmati balapan kuda, Anda juga bisa bisa menikmati pantai yang masih asli dengan panorama alam pantai yang indah, jurang karang, pasir putih, pepohonan bakau yang dihuni kelelawar dan kawanan kera dengan latar belakang deretan gunung-gunung Kolboki dan Bastian.

Menariknya, para pengunjung juga diberi kebebasan untuk menonton pacuan kuda dari berbagai sudut pandang yang dianggap menarik dan nyaman. Jika ingin terlindung dari sinar matahari, tersedia tribun penonton yang mampu menampung ribuan orang dengan latar belakang pantai.

Sedangkan bila menonton dari pantai terbuka, maka latar belakang pemandangannya adalah deretan gunung terjal yang cantik. Sementara itu, pilihan lainnya yang tak kalah menarik yaitu, penonton bisa menikmati atraksi kuda pacu dari kejauhan, yakni berada di atas Gunung Bastian.

Tidak sulit menjangkau puncak gunung itu, karena telah tersedia anak tangga yang telah dibangun secara permanen oleh pemerintah setempat. Pantai Tanjung Bastian sendiri berjarak sekitar 67 kilometer dari Kota Kefamenanu (ibu Kota Kabupaten TTU) dan dapat ditempuh kurang lebih satu jam setengah jam perjalanan dengan menggunakan angkutan umum, pedesaan, rental maupun ojek.

KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE Menonton pacuan kuda di pinggir Pantai Tanjung Bastian, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, dari tribun penonton, Minggu (7/8/2016).
Arena pacuan kuda itu pun sangat strategis, karena berada persis di jalur perlintasan kendaraan asal Timor Leste, baik dari Distrik Oekusi menuju Dili (ibu kota negara Timor Leste) maupun sebaliknya. Karena itu, para penonton yang hadir untuk menyaksikan pacuan kuda, bukan hanya warga setempat, tetapi juga berasal dari negara Timor Leste.

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, saat diwawancarai KompasTravel di pinggir arena pacuan kuda, Minggu (7/8/2016) mengatakan, lomba pacuan kuda adalah agenda tetap yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2005.

“Lomba pacuan kuda ini digelar untuk memberi hiburan kepada rakyat sekaligus tujuannya adalah untuk melestarikan kembali budaya pacuan kuda, karena populasi kuda saat ini semakin hari semakin berkurang. Dengan pacuan kuda ini kita mengharapkan kepada masyarakat untuk kembali memelihara dan melestarikan kembali budaya dan juga membina keakraban antara sesama pemilik kuda, pemelihara kuda dan juga masyarakat,” kata Raymundus.

Arena pacuan kuda ini, lanjut Raymundus, memiliki keunikan tersendiri, karena berlatar belakang pantai sehingga terlihat sangat bagus. Oleh karena itu pihaknya berencana akan menambah fasilitas pendukung lainnya yang masih kurang.

Menurut Raymundus, kegiatan lomba pacuan kuda di pinggir pantai juga menjadi ajang untuk membina keakraban di antara negara warga Indonesia dan Timor Leste. “Tahun ini memang Timor Leste tidak hadir dalam pacuan kuda ini, tapi tahun-tahun sebelumnya, mereka hadir mengikuti acara ini. Tapi meski mereka tidak hadir, ada juga warga Timor Leste yang datang menonton,” ungkapnya.

Raymundus memaparkan, pemkab TTU, tidak hanya fokus sendiri untuk melakukan pengembangan terhadap kegiatan pacuan kuda serta obyek wisata lainnya, karena sudah ada tawaran dari pihak ketiga untuk mengontrak tempat ini.

KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE Menonton pacuan kuda di pinggir Pantai Tanjung Bastian, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, dari atas gunung Bastian, Minggu (7/8/2016).
“Tentunya pihak ketiga punya perencanaan untuk mengembangkan pariwisata di tempat ini. Kegiatan pariwisata yang dilaksanakan di tempat ini banyak, hanya saja di lokasi ini masuk dalam kawasan hutan, karena itu kita masih berproses untuk izin pinjam pakai dari Kemeterian Kehutanan,” kata Raymundus.

Raymundus berharap, melalui pacuan kuda, semua pihak baik itu petani, peternak dan pegiat ekonomi, bisa mengambil peran dan memaksimalkan momentum untuk kepentingan kesejahteraan semua masyarakat.

Dalam lomba pacuan kuda yang digelar di pinggir pantai ini, diikuti oleh 139 ekor kuda yang berasal dari Kabupaten Kupang, Belu dan TTU sebagai tuan rumah, dengan total hadiah uang ratusan juta rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com