PURWAKARTA, KOMPAS.com - Tak sembarang orang bisa memanjat tebing. Namun di Gunung Parang, Purwakarta, agenda memanjat tebing jadi rekreasi yang bisa dilakukan bersama keluarga.
Ini karena via feratta, jalur berupa tangga besi yang ditanam di sepanjang tepian tebing Gunung Parang.
"Via feratta berarti 'tangga besi' dalam bahasa Italia. Dulu digunakan oleh biarawan untuk menuju monastery di atas gunung. Kemudian, digunakan pada masa Perang Dunia I," tutur Dhani Daelami, penggagas Badega Gunung Parang kepada KompasTravel, Selasa (9/8/2016).
Badega Gunung Parang adalah komunitas dan operator wisata yang menggagas adanya via feratta. Jalur ini digagas pada 2013, setahun kemudian tangga besi pun mulai "ditanam".
Kini, wisatawan segala usia bisa mendaki Gunung Parang layaknya pemanjat tebing. Sampai saat ini via feratta sudah mencapai tiga elevasi yakni 100 meter, 300 meter, dan 500 meter.
"Nantinya akan ada elevasi 700 meter dan terakhir 900 meter," tambah Dhani.
Wisatawan segala usia bisa mencoba via feratta ini. Ada dua titik keberangkatan yakni Kampung Cihuni dan Kampung Cirangkong di Desa Pesanggrahan, Kabupaten Purwakarta.
Siapa pun dengan usia berapa pun bisa mencoba via feratta. Dhani menjelaskan, terakhir ada anak usia 6 tahun dan kakek berusia 70 tahun yang mencoba via feratta.
"Syaratnya, pertama tidak punya penyakit jantung atau ayan. Tinggi badan minimal 1 meter," tambahnya.
Besi yang ditanam di sepanjang dinding Gunung Parang masing-masing berjarak 50 cm dengan kedalaman 20 cm.
"Tiap orang juga mengenakan pengaman berupa tali panjat, lanyard, karbiner, helm, dan harness. Kami punya tim guide dan tim rescue yang berbeda. Pokoknya, safety tetap nomor satu," papar Dhani.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.