BUSAN, KOMPAS.com - Nama lelaki berumur 64 tahun itu Kim Soo Il. Tanpa rasa kagok, pria Korea ini bicara bahasa Indonesia dengan fasih. Tidak hanya itu, Prof Kim, begitu dia akrab disapa, mengaku sangat mencintai Indonesia.
Demi cintanya kepada Indonesia, tahun 2012 silam, dia mengucurkan dana 5 juta dollar AS dari sakunya sendiri untuk membangun gedung seluas 1.800 meter persegi dan berlantai 5 yang kemudian diberi nama Busan Indonesia Center.
"Kuliah saya major-nya Indonesia. Saya belajar bahasa, sastra, budaya Indonesia. Jadi lama-lama saya jatuh cinta sama Indonesia," ujar Kim kepada KompasTravel di Busan, Kamis (4/8/2016), mengenai alasan kenapa dirinya mencintai Indonesia.
Kim mulai belajar Bahasa Indonesia saat dia kuliah tahun 1972. Sejak itu pun dia selalu berhubungan dengan Indonesia, berkunjung ke Indonesia, dan mempunyai kawan-kawan dari Indonesia.
"Hubungan dengan kawan-kawan Indonesia saya menjadi landasan cinta saya terhadap Indonesia," ucap Kim yang pernah menjadi Duta Besar Korea untuk Timor Leste ini.
"Melalui gedung ini saya promosi budaya Indonesia. Orang Korea yang datang ke sini, mereka mendengar lagu Indonesia, minum kopi Indonesia, melihat kerajinan indonesia. Mereka sangat impresif, kagum," sebut ayah dari dua putri itu.
Prof Kim menyebut, BIC merupakan satu-satunya gedung di Korea yang menyandang nama Indonesia Center. BIC yang terletak di daerah padat penduduk itu hanya 20 menit dari bandara udara Gimhae, Busan. Melalui gedung yang bersebelahan dengan Jalan Surabaya ini, dia berharap bisa memberikan pengetahun tentang Indonesia kepada orang Korea.
BIC, lanjut Kim, bisa menjadi strategis bagi Indonesia, terutama untuk mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Korea Selatan yang ternyata masih awam mengenai Indonesia.
"Ada halte bus di seberang gedung. Setiap berhenti di halte, para sopir bus mereka membuat pengumuman, 'Kita berada di depan gedung Indonesia Center'. Itu jadi promosi. Kalau kita membuat billboard, kita harus bayar mahal," paparnya.
"Ribuan orang mendengar itu. Kita tidak bayar kampanye, saya jadi bangga," tambah dia.
Mengenai ketidakkenalan orang Korea terhadap Indonesia diakui Kim yang sekarang menjadi Ketua Dewan Penasihat Kepresidenan Korsel bidang Perhutanan ini. Salah satu faktornya, karena nama India dalam bahasa Korea adalah Indo.
Hal itu membuat orang Korea bingung, membedakan Indonesia dengan India. "Tetapi dengan kesadaran, saat ini orang tahu Indonesia dengan India tidak sama," tutur Kim yang menjadi Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) ini.
Untuk itu, dia ingin, BIC dimanfaatkan sebesar-besarnya baik oleh warga Indonesia maupun Pemerintah Indonesia. Kim tidak mau gedungnya disewa oleh pihak lain yang tidak memiliki kaitan dengan Indonesia. Bahkan untuk perusahaan Korea pun dia tidak mengizinkan untuk menyewanya. "Saya tidak mau sewakan kepada perusahaan Korea. Saya hanya mau yang Indonesia," ujarnya.