MANADO, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Morotai, Maluku Utara, kesulitan mengembangkan pariwisata Pulau Morotai yang masuk 10 destinasi unggulan pariwisata nasional.
Hal itu karena akses menuju Morotai, baik melalui udara maupun laut, sangat terbatas, Akibatnya, keindahan alam laut dan pantai yang eksotis di bibir Samudra Pasifik itu terasa hambar karena minimnya angka kedatangan wisatawan.
Bupati Kepulauan Morotai Weni Paraisu di Manado, Jumat (12/8/2016), mengatakan, angka kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2015 sekitar 1.000 orang, sedangkan wisatawan Nusantara 5.000. Dia mengatakan, masalah mendasar pariwisata Morotai adalah transportasi dari dan menuju Morotai.
”Morotai ibarat gadis cantik yang tidak pernah keluar dari kamar, siapa yang mau lihat,” kata Weni seusai menemui Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Dia berharap Pemerintah Provinsi Sulut dapat membantu Morotai mendatangkan turis asing dari Tiongkok yang membanjiri Manado sejak awal Juli lalu.
”Pekan lalu, kami nyaris terisolasi setelah Gunung Gamalama meletus, menutup bandara di Ternate. Sekuat apa pun promosi, tetapi jika tidak ada penerbangan ke Morotai rasanya percuma,” kata Weni.
Morotai selama empat hari terisolasi dari penerbangan setelah Gunung Gamalama erupsi, pekan lalu. Untuk keluar dan menuju Morotai, warga harus menyeberang lautan menggunakan perahu motor ke Kao, ibu kota Halmahera Utara, selanjutnya ke Manado.
Menjadi persinggahan
Dondokambey mengatakan, Sulut akan menjadi persinggahan (hub) turis asing untuk sejumlah destinasi utama pariwisata nasional, antara lain Morotai, Raja Ampat dan Wakatobi. Dari Manado akan diusahakan penerbangan langsung Manado-Sorong, Raja Ampat-Manado-Morotai, dan Manado-Wakatobi.
Untuk Manado-Sorong, telah ada penerbangan langsung oleh maskapai Garuda, sedangkan Manado-Morotai dan Manado-Wakatobi menggunakan Lion Air. ”Ini memang ironi. Manado yang tidak masuk 10 destinasi pariwisata nasional harus menjadi hub untuk wilayah wisata utama,” kata Dondokambey.
Sebelumnya, Silk Air selama lima tahun membuka penerbangan langsung Manado-Singapura empat kali dalam seminggu. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Sulut, sejak awal Juli hingga awal Agustus tercatat 10.000 turis asing masuk ke Manado. (ZAL)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Agustus 2016, di halaman 21 dengan judul "Akses Terbatas, Morotai Sulit Kembangkan Diri".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.