Hidupkan sejarah
Berada di bibir Samudra Pasifik dan berbatasan langsung dengan Filipina membuat Morotai sangat strategis dalam PD II. Morotai pernah menjadi bagian dari strategi lompat katak Panglima Perang Pasifik Pasukan Sekutu Jenderal Douglas MacArthur merebut kembali Filipina dari Jepang sekaligus memutus pergerakan Jepang di Pasifik barat daya.
Namun, tak semua orang Morotai mampu mengisahkan hal itu. Makin habisnya benda-benda peninggalan PD II, seperti pesawat tempur, tank amfibi, mobil jip, dan aneka senjata, membuat cerita pertempuran di Morotai tak terdokumentasikan.
Sejak pertengahan 1950-an, penjarahan sisa PD II dilegalkan pemerintah. Dari sekitar 3.000 kendaraan berat yang ada saat itu, kini, hanya tersisa dua tank amfibi, itu pun kurang terawat.
Beruntung ada Muhlis dan enam rekannya yang tergabung dalam kelompok Swadaya Pemerhati Museum PD II. Sudah lebih dari dua dekade, mereka mengumpulkan benda ataupun cerita tersisa.
Meski sehari-hari hanya bekerja sebagai pegawai honorer, tukang becak motor, atau pemetik buah kelapa, tekad mereka kuat. Mereka ingin menghidupkan kembali sejarah PD II yang tercecer dan belum terungkap.
”Kami menggali benda-benda sisa perang, mulai dari pantai, kebun, hingga hutan di pegunungan Pulau Morotai. Tak ada satu barang temuan pun yang dijual meski tawaran datang menggiurkan,” kata Muhlis.