LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Berkali-kali anak-anak sekolah dasar dan orang muda, serta orangtua di sepanjang jalan Raya Transflores dari Labuan Bajo menuju Ruteng menyapa peserta Jejalah Sepeda Kompas Flores-Timor dengan sapaan "hello mister... hello mister..."
Sapaan khas yang sesungguhnya disampaikan kepada wisatawan asing ini sudah menjadi kebiasaan anak-anak, orang muda dan orangtua di wilayah Pulau Flores sambil melambaikan tangan. Sapaan ini menunjukkan keramahtamahan masyarakat Flores kepada wisatawan yang melintasi jalan raya Transflores, Nusa Tenggara Timur.
Sapaan itu sudah menggema di kalangan orang Flores, mulai dari anak-anak sekolah dasar, orang muda maupun orangtua. Karena, hampir setiap hari warga masyarakat Flores yang rumahnya berada di pinggir jalan selalu melihat wisatawan asing dan domestik yang berkunjung.
Orang Flores yang bermukim di pinggir Jalan Transflores sering melihat wisatawan asing melintasi pulau itu dengan bersepeda, selain memakai jasa travel dan bis pariwisata. Bahkan, wisatawan asing istirahat di pinggir jalan untuk membeli buah-buahan, seperti pisang, jeruk, rambutan dan sejenisnya.
Sapaan itu juga dialami oleh peserta Jelajah Sepeda Kompas Flores-Timor (JSKFT) sepanjang jalan dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Orang-orang Flores mengganggap bahwa peserta jelajah Sepeda Kompas Flores-Timor berasal dari luar negeri. Memang, ada peserta jelajah itu dari luar negeri. Tapi, kebanyakan para gowes berasal dari Indonesia.
Yang mengejutkan orang-orang Flores yang memadati kiri kanan jalan adalah ada peserta Jelajah Sepeda Kompas Flores-Timor perempuan.
Jelajah Sepeda Kompas Flores-Timor memberikan nuansa berbeda dengan yang mereka pernah lihat sebelumnya. Sebelumnya, mereka heran dengan laju sepeda yang sangat cepat. Kali ini orang Flores yang berada di pinggir jalan bisa melihat langsung orang-orang yang mengayuh sepedanya, baik di jalan tanjakan maupun di jalan menurun.
Pada hari kedua, Minggu (14/8/2016), suasana itu sama yang dialami oleh peserta jelajah sepeda Kompas Flores-Timor.
Memasuki perbatasan Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur di Jembatan Waereno, sapaan dari masyarakat masih mengungkapkan kalimat yang sama. Hello mister! Hello mister!
Sesekali para gowes membalas sapaan dengan "hello" sambil melambaikan tangan. Memasuki Kota Borong, kemeriahan dengan sapaan yang sama disampaikan warga masyarakat yang sudah menunggu sejak pagi hari. Selanjutnya peserta disambut oleh pejabat Pemkab Manggarai Timur bersama tetua adatnya di halaman Rumah Jabatan Bupati di Kompleks Golo Karot.
Setiba di halaman rumah jabatan Bupati Manggarai Timur di Kompleks Golo Karot para peserta jelajah sepeda disapa dengan senyuman khas orang Flores.
Semua pegawai dan warga masyarakat yang sudah menunggu memberikan tepuk tangan meriah atas kedatangan peserta Jelajah Sepeda Kompas. Orang Flores sudah lama mengenal koran Kompas. Saat menyebut Jelajah Sepeda Kompas Flores-Timor, orang Flores sangat senang.
Mereka foto bersama dengan penari Sai Meka di halaman. Mereka ngobrol sambil menukarkan oleh-oleh khas Kompas dan khas Manggarai Timur.
Kompas menghadiahkan cenderamata Jelajah Sepeda kepada Pemkab Manggarai Timur yang diterima langsung oleh Bupati Manggarai Timur, Yoseph Tote yang diserahkan oleh Koordinator Jelajah Sepeda Kompas Flores-Timor, Jannes Eudes Wawa.
Sebelum melepas peserta dari halaman rumahnya, Bupati Tote mengucapkan terima kasih banyak atas kedatangan para penjelajah sepeda Kompas Flores-Timor.
Dalam ritual adat, lanjut Bupati Tote, Pemkab Manggarai Timur bersama dengan warganya mendoakan kepada peserta jelajah agar lancar dari dalam perjalanan sampai di ujung timur Pulau Flores serta sampai di tempat tujuan di Motaain, Kabupaten Atambua.
“Terima kasih, terima kasih dan terima kasih banyak atas sambutan dan sapaannya,” ucapnya.
Saat keluar dari Kota Borong menuju ke Tanggo, Kisol, Waerana, Munde, Kalabumbu, Waesepang, Jeremboro dan Waelengga para peserta jelajah sepeda kembali disapa warga, "hello mister!"... "hello mister!"...
Sepanjang jalan itu dipadati oleh masyarakat yang ingin melihat langsung para penjelajah sepeda.
Setiba di Kota Waelengga, Kota perbatasan antara Kabupaten Manggarai Timur dengan Kabupaten Ngada, sekelompok anak-anak sekolah dasar, menyapa para pesepeda dengan sapaan yang sama, "hello mister..." "hello mister..." Bahkan, mereka menghitung setiap pegowes yang lewat.
Andreas Mariano M bersama dengan teman-temannya, sejak pagi sudah menunggu di pinggir jalan untuk melihat orang-orang yang menggayuh sepeda dari Borong sampai di Jembatan Waemokel.
Dulu mereka pernah dengar dan saksikan ketika Jelajah Sepeda Kompas Bali-Komodo dan kali ini melintasi sepanjang jalan Tranflores dari ujung Barat Pulau Flores sampai di ujung timur Pulau Flores, NTT.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.