Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Toraja, Kopi Para Dewa

Kompas.com - 18/08/2016, 22:52 WIB

Lewat hutan kopi itu terselip harapan untuk mengangkat derajat Toraja ke panggung perkopian dunia. ”Kita punya brand kopi asli warisan leluhur, yang justru oleh orang Toraja sendiri dilupakan,” ujarnya.

Untuk itu, bibit pun disemai khusus dari biji kopi toraja yang jatuh matang dari pohon berusia lebih dari 100 tahun. Itu semua demi memuliakan kopi asli Toraja berkualitas tinggi yang mulai hilang karena diganti bibit-bibit varietas baru dari pusat penelitian dan pengembangan kopi di Jember, Jawa Timur.

Kini, setelah proses ”penghutanan” dimulai sejak 2011, sebagian lahan sudah ditumbuhi kopi. Sebagian kecil digunakan untuk lokasi memelihara sapi, kerbau, kuda, dan domba guna bahan persediaan pupuk kandang untuk kebun kopi. Sisanya masih dalam penggarapan.

Meski sama sekali belum tampak sebagai hutan kopi, di puncak bukit sudah berdiri semacam pondok peristirahatan. Dalam jangka panjang, hutan kopi ini akan dijadikan bagian dari apa yang ia sebut sebagai perkebunan terpadu.

Termasuk di dalamnya obyek wisata kopi toraja: tempat turis mengalami sendiri penyemaian, penanaman, penyiangan, pemetikan, dan pengolahan biji kopi hingga siap diseruput di cangkir bambu.

Perang kopi

Kopi toraja punya riwayat panjang. Ada banyak versi kapan dan siapa yang membawanya ke daerah ini sehingga setelah sekian lama menjadi kopi spesial yang benar-benar khas Toraja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com