KUPANG, KOMPAS.com - Ada saja cara peserta Jelajah Sepeda Flores Timor yang diselenggarakan Harian Kompas, melepas rasa lelah di tengah perjalanan. Sepanjang perjalanan dari Maumere hingga Kupang Kamis (18/8/2016), para pesepeda tak henti mendendangkan Gemu Fa Mi Re, lagu daerah asal Maumere, Flores, yang menjadi teman setia para pesepeda.
Dalam perjalanan dari Maumere menuju Larantuka, Kamis (18/8/2016) kemarin, Gemu Fa Mi Re yang biasa dipakai untuk berjoget kerap diputar oleh panitia di sela istirahat perjalanan. Terlebih nada lagu itu cenderung membuat orang bergoyang. Lagu itu kemudian diputar kembali oleh panitia dalam perjalanan dari Larantuka menuju Kupang, Jumat (19/9/2016).
Octovian Noya salah satu peserta asal Jakarta begitu mendengar lagu tersebut langsung mengajak peserta lainnya untuk menari saat beristirahat di tengah perjalanan. "Ayo, sini-sini, kita joget bersama," ujar Octo kepada teman-teman lainnya saat beristirahat menuju Larantuka.
Tak ayal, para peserta pun segera bergabung dengan Octo untuk berjoget bersama. Rasa lelah yang tadinya menghinggapi mereka perlahan hilang. Berno, salah satu supir mobil asal Maumere yang mengangkut awak media menyatakan lagu tersebut memang salah satu bukti kreativitas penduduk Maumere dalam mencipta lagu.
"Di seluruh Pulau Flores, Maumere memang terkenal dengan kreativitas orang-orangnya dalam mencipta dan mengaransemen lagu daerah," kata Berno saat mengantar awak media mengikuti peserta bersepeda dari Maumere menuju Larantuka.
Jelajah Sepeda Flores-Timor yang digelar Harian Kompas dimulai dari Labuan Bajo di ujung barat Flores, dan berakhir di Motaain, Kabupaten Belu (Timor), perbatasan RI-Timor Leste, pada 13-23 Agustus 2016. Perjalanan bersepeda jarak jauh ini merupakan bagian dari komitmen Kompas untuk mempromosikan Flores dan Timor, serta Nusa Tenggara Timur pada umumnya guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan investasi.
Liputan itu tidak semata-mata memuat tentang perjalanan bersepeda, tetapi juga potensi, terutama ekonomi dan sosial budaya serta problematikanya yang ada di Flores dan Timor. Liputan serupa juga akan dilakukan KompasTV, majalah National Geographic, Kompas.com, radio Senora, dan harian Pos Kupang, serta sejumlah media lain di bawah payung Kompas Gramedia.
Jelajah sepeda dilakukan Harian Kompas sejak tahun 2008. Saat itu menempuh rute Anyer-Panaroekan. Setelah itu Surabaya-Jakarta (2010), Jakarta-Palembang (2011), Bali-Komodo (2012), Sabang-Padang (2013), Manado-Makassar (2014), Banjarmasin-Balikpapan (Mei 2015), dan Jelajah Sepeda Papua (Juni 2015).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.