Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2016, 18:16 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

BUTON, KOMPAS.com - Umumnya benteng dibuat sebagai bentuk pertahanan terhadap serangan tentara musuh. Namun uniknya di Buton, Sulawesi Tenggara ada benteng yang dibangun sebagai tempat pemukiman penduduk. Benteng tersebut adalah Benteng Keraton Buton.

"Jadi dulu masyarakat Buton tinggal di tepi laut, di sana banyak bajak laut, salah satunya yang terkenal adalah bajak laut bermata satu, Labolontio. Untuk itu masyarakat sepakat membangun pemukiman yang lebih tinggi yaitu Benteng Keraton Buton ini," kata pemandu wisata di Benteng Keraton Buton, La Ode M. Adam Vatiq kepada KompasTravel di Buton, Sulawesi Tenggara, Senin (22/8/2016).

Benteng Keraton Buton dibangun pada tahun 1613 dan dibangun secara bertahap selama sepuluh tahun. Menurut La Ode awalnya bahan yang digunakan untuk membangun benteng bukanlah batu, melainkan kayu nanas yang tahan akan serangga. Barulah benteng terus diperbaiki dan diperbesar hingga saat ini memiliki luas 22,8 hektar.

Luas benteng ini terbilang fantastis, hingga masuk sebagai benteng terluas di dunia versi MURI dan Guiness Book of Record pada tahun 2006. Sampai saat ini Benteng Keraton Buton masih berfungsi sebagai pemukiman warga Buton.

"Fungsi benteng ini ada dua yaitu sebagai tempat tinggal dan pengkuburan," kata La Ode. Ada tiga golongan yang bermukim di Benteng Keraton Buton, yakni Kawumu (calon sultan atau putra mahkota), Malaka (dewan adat), dan Papara (masyarakat biasa).

Kompas.com/ Silvita Agmasari Bastion di Benteng Keraton Buton, lekukan yang fungsinya untuk menaruh meriam di masa lampau.
Di Benteng Keraton Buton tersapat 12 pintu fan 16 bastion atau lekukan untuk meriam. Masing-masing bastion dan pintu memiliki nama sendiri. Di dalam komplek Benteng Keraton Buton juga terdapat banyak bangunan tua sekaligus situs bersejarah. Contohnya Batu Popaua, yang merupakan tempat pengambilan sumpah bagi Sultan Buton baru, Masjid Agung Keraton Buton, makam Raja terakhir Buton Sultan Murhum, dan tiang bendera yang berusia ratusan tahun.

Untuk berkunjung ke Benteng Keraton Buyon waktu terbaik adalah di siang sampai sore hari. Sebab pemandangan yang disuguhkan dari atas benteng merupakan pemandangan Kota Bau-Bau dengan hamparan laut luas.

Menuju ke Benteng Keraton Tua, Anda dapat menyewa kendaraan sepeti mobil atau motor. Kendaraan umum masih sulit ditemui di Buton. Tak dipungut biaya untuk memasuki Benteng Keraton Tua, hanya dipungut biaya sumbangan secara sukarela. Saran KompasTravel, gunakan jasa pemandu wisata karena masing-masing situs dan bahkan kehidupan warga di komplek Benteng Keraton Tua memiliki nilai sejarah yang unik dan berharga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com