Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Museum Islam Pertama di Australia, Mengapa Dipajang Batik Motif Parang?

Kompas.com - 24/08/2016, 21:36 WIB
Caroline Damanik

Penulis

“Big Jihad menyuguhkan makna dari jihad yang sesungguhnya, saat umat Muslim sebagai pribadi berjuang melawan nafsu dan keinginannya,” demikian keterangan yang tertulis mengenai patung ini.

Yang menarik, di salah satu sudut area ini dipajang kain tradisional asal Indonesia, kain batik bermotif parang, berukuran 220x110 sentimeter. Dalam keterangan yang terpampang di sebelahnya, motif parang sering kali diartikan sebagai keris atau pedang oleh orang-orang di luar Jawa, namun orang Jawa menyebut motif ini sebagai lidah api.

Motif ini dinilai sebagai simbol dari pertarungan di dalam diri melawan dosa dengan mengendalikan nafsu dan keinginan mereka sehingga kebijaksanaan dan karakter yang mulia menang. Hal ini dinilai sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Pelaut Makassar

KOMPAS.com/Caroline Damanik Sherene Hassan, Education Director dari Islamic Museum of Australia.
Di lantai dua, pengunjung bisa menemukan fakta tentang karya arsitektur Islam dan sejarah perkembangan Islam di Australia.

Berbagai gambar dan sejarah singkat mengenai masjid-masjid megah dari berbagai penjuru dunia dipampangkan. Ada pula ruangan kecil dengan bagian atasnya berbentuk kubah yang memperdengarkan suara azan ketika pengunjung berdiri di dalamnya.

Di antara gambar masjid-masjid megah, ada sebuah gambar bangunan terbuka dengan tiang dan atap dari kayu. Itu adalah masjid pertama di Australia yang dibangun oleh kaum yang disebut para penunggang unta dari Afganistan. Masjid ini didirikan di Marree, Australia Selatan, pada tahun 1861.

Meski demikian, Sherene Hassan, Education Director dari Islamic Museum of Australia, mengatakan bahwa Islam pertama kali diperkenalkan di Australia oleh para pelaut dari Makassar.

Sherene menyebutkan, para pelaut asal Makassar melakukan kontak dengan bangsa Australia untuk pertama kalinya pada akhir abad 17. Mereka datang dengan santun untuk menjalin kerja sama perdagangan teripang dengan penduduk asli Australia, Aborigin, di Arnhem Land di utara Australia.

“Sebagian besar pelaut dari Makassar beragama Islam. Karena para pelaut itu berinteraksi dengan suku asli sehingga secara spiritual suku Aborigin di utara Australia terpengaruh agama Islam yang dipeluk oleh para pelaut asal Makassar," tutur Sherene.

Museum Islam pertama

Sherene mengatakan, museum yang dibangun pada tahun 2010 ini dikenal sebagai museum Islam pertama di Australia. Namun, museum ini baru dibuka dua tahun lalu.

"Sudah lebih dari 20.000 orang yang datang ke museum ini. Sebagian besar adalah non-muslim," katanya.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Gambar masjid pertama di Australia yang berlokasi di Marree, Australia Selatan, ditampilkan di Islamic Museum of Australia di Thornbury, Australia.
Dia menuturkan bahwa pada awalnya museum ini didirikan untuk memberikan gambaran yang utuh tentang Islam kepada publik di Australia.

Bukan tanpa sebab, masyarakat Australia, lanjutnya, selama ini kerap diterpa informasi yang menghubungkan Islam dengan aksi terorisme. Bahkan sampai timbul fenomena Islamofobia di kalangan warga non-muslim di Australia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com