Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu "Spaghetti" Khas Tanah Batak di Tepi Danau Toba

Kompas.com - 25/08/2016, 12:30 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

PARAPAT, KOMPAS.com - Lidah terasa tertantang ketika teringat rekomendasi beberapa rekan tentang kuliner khas Batak yang bernama Mi Gomak. Soalnya, makanan yang berbentuk seperti spaghetti ini disebut-sebut tak boleh dilewatkan jika berkunjung ke sekitar Danau Toba.

KompasTravel memulai perburuan kuliner Mi Gomak di sekitar obyek wisata Parapat yang terletak di tepi teluk di Danau Toba. Parapat masuk Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Waktu itu KompasTravel meliput Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Parapat, Simalungun dan Balige, Toba Samosir.

Sekitar pukul 09.00 WIB pada Selasa (23/8/2016), KompasTravel bersama rekan-rekan wartawan berjalan menuju Pasar Tiga Raja yang terletak sekitar 200 meter dari Hotel Ina Parapat. Hawa saat itu terasa hangat, angkutan umum berseliweran menuju pasar. Tak jarang jalanan pun tersendat.

Benar saja, ketika KompasTravel tiba di Pasar Tiga Raja, pasar tampak sangat ramai. Para pedagang ramai berjualan, tak jauh dari tepi Danau Toba. Suasana riuh menggetarkan gendang telinga. Harum ikan asin dan teri menusuk hidung.

Namun, warna Mi Gomak yang kemerahan dengan kuah santan serta telur belum terlihat batang hidungnya. Sempat terpikir, Mi Gomak mungkin susah ditemukan... Hingga seorang pedagang menyeletuk.

"Di sini jual mi gomak. Silakan," kata seorang ibu berbaju biru dengan celemek berwarna putih motif garis-garis. Rambutnya diikat rapi di belakang kepala.

Sang ibu penjual Mi Gomak itu bernama Lasman Ambarita (59), biasa disapa Ibu Mei. Ia sudah berjualan Mi Gomak di Pasar Tiga Raja sejak 20 tahun yang lalu.

"Jualan di sini mulai jam enam pagi. Dulu belajar bikin Mi Gomak pas SMA. Ada sertifikatnya," ungkap Ibu Mei saat berbincang dengan KompasTravel.

Oh ya, Mi Gomak sendiri juga disebut-sebut spaghetti khas Tano (Tanah) Batak. Disebut Gomak (aduk-aduk) karena dulu cara pembuatan dan penyajiannya dilakukan dengan tangan telanjang. Mi diambil dari baskom besar menggunakan tangan, lalu diletakkan di piring, baru diberi kuah. 

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Penjual Mi Gomak, Lasman Ambarita (59) di Pasar Tiga Raja, Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (23/8/2016). Mi Gomak disajikan oleh olahan Lasman Ambarita dengan kuah seperti santan dengan aneka isi seperti kacang teri, labu, kacang panjang, tahu, serta telur. Seporsi Mi Gomak dijual Ibu Mei dengan harga Rp 8.000.
Benar saja, ketika KompasTravel memesan Mi Gomak, Ibu Mei masih menyajikan dengan tangan telanjang namun dalam baskom kecil. Warna kemerahan Mi Gomak, lengkap dengan taburan bawang putih dan sayuran mewarnai piring.

"Isi Mi Gomak ada tahu, kacang panjang, mie gomak, kuah, cabe, labu, kol, teri kacang. Biasanya Mi Gomak buat sarapan," jelasnya.

Mi Gomak disiram dengan kuah bersantan yang mirip gulai. Mi itu sendiri berdiameter lebih lebar dari ukuran spaghetti. Mi pada hidangan ini juga lebih panjang, kenyal, mudah diputus, dan asyik diseruput. 

Di lidah, kuah Mi Gomak terasa sedikit asin dan gurih. Aroma dan rasa andalimannya segar terasa.

Rasa pedas dari telur sambal juga menambah meriah rasa pada seporsi Mi Gomak. Namun ada baiknya Anda memesan Mi Gomak saat benar-benar lapar, karena porsinya sangat banyak!

Bagi KompasTravel, perburuan Mi Gomak di Tanah Batak ini tak sia-sia. Ternyata di Parapat sendiri, tak setiap hari warga lokal bisa menemukan Mi Gomak untuk disantap.
 
"Di sini jual Mi Gomak cuma hari Selasa, Kamis di pasar dan Sabtu di depan rumah. Kalau Sabtu biasanya ramai, banyak pembeli yang datang, " jelasnya.
 
Seporsi Mi Gomak dengan telur sambal buatan Ibu Mei dibanderol seharga Rp 8.000. Berada di tengah pasar, jangan bayangkan warung makan Ibu Mei bisa menampung lebih dari 20 orang.
 
Kedainya hanya cukup untuk sekitar 10 orang, duduk berderet di kursi. Jika merasa kesulitan menemukan Warung Ibu Mei, ia menyarankan untuk bertanya dan menyebutkan namanya.
 
"Tanya saja orang pasar nama saya (Ibu Mei). Nanti akan ditunjukkan arahnya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com