Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Surabaya, Cicipi Sensasi "Kres-kres" Jenang Jagung yang Langka

Kompas.com - 27/08/2016, 11:07 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com
—Malam sudah larut, menjelang pukul 22.00 WIB. Namun, aktivitas di dua gang di kawasan Rungkut Lor, Surabaya, Jawa Timur, justru sedang seru-serunya.

Setiap hari pada jam itu, para ibu mulai mengolah adonan penganan alias jajanan. Salah satu kue tradisional yang tak banyak lagi dibuat orang juga ada di sini, yaitu jenang jagung.

Inilah kawasan Kampung Kue, tempat produksi beragam jajanan yang akan dijual "kelilingan", di pasar, bahkan di hotel-hotel besar.

Kompas.com berkesempatan mengintip pembuatan jenang jagung ini, langsung dari dapurnya, Senin (22/8/2016) malam.

Bertambah larut, keseruan makin meningkat hingga puncaknya pada pukul 03.00 WIB kue-kue kecil akan dijajar di meja-meja di depan rumah warga.

Para tengkulak serta pedagang keliling dan pasar akan mulai mengerubuti kue-kue itu, "kulakan" untuk dijual kembali.

“Di sini ada banyak kue tradisional berharga murah,” ujar Elfa Susanti, salah satu pembuat kue di kampung ini, saat dijumpai Kompas.com di dapurnya.

KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Tepung jagung buatan sendiri disiapkan sebelum dibuat adonan dan diolah menjadi jenang jagung. Kompas.com mengintip dapur pembuatan jenang jagung di Kampung Kue, Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/8/2016) malam.

Produksi kue milik Elfa diberi nama “Dieva”—hasil gabungan namanya dan sang suami, Trisnanto Rinaldy. Idenya berawal saat 2002 ia melahirkan anak kedua.

“Saya cari ide buat memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan di rumah biar bisa urus anak,” ujar Elfa.

Tiga dasawarsa

Elfa tak pernah bercita-cita menjadi pembuat kue. Keadaan dan kebutuhan yang mengantarkannya ke aktivitas ini.

Punya anak kedua dan memilih berhenti bekerja pada 2002, Elfa memutar otak untuk mencari uang tanpa harus meninggalkan anaknya.

Aktivitas ibu Elfa, Nurul Fathana (61), seketika menjadi pandangan pertama saat dia mencari-cari sumber penghasilan baru.

Nurul memang sudah membuat dan menjual kue sejak era 1970-an. Jenang jagung adalah penganan paling khas yang dibuat Nurul, di antara segala rupa jenis kue yang dapat ditemukan di kampung ini.

Elfa pun berbagi dengan sang ibu. Nurul tetap membuat jenang jagung, sementara Elfa menambah ragam jenis kue tradisional dari dapur keluarganya.

KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Nurul Fathana (61 tahun), mengaduk adonan bahan jenang jagung di dapurnya, di Kampung Kue, Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/8/2016)

Kini ibu-anak ini rutin membuat 7 jenis kue, termasuk jenang jagung, sekalipun juga bisa membuat aneka rupa penganan yang jamak dibuat dan dijual para tetangganya.

"Seluruh kue dibuat pada tengah malam. Paling cepat (mulai) pukul 21.00 WIB,” ungkap Elfa.

Tak heran, tengah malam di sini akan semerbak tercium aroma kue.

Mengintip dapur jenang jagung

Saat Kompas.com tiba di dapur Dieva, racikan dasar jenang jagung sudah siap diolah. Tepung jagung yang dipakai bukan buatan pabrik atau dibeli di toko.

Nurul menyiapkan sendiri tepung jagung ini, mulai dari merendam pipilan jagung selama dua hari, menjemur sampai kering, dan menggilingkannya ke pasar.

Di wajan besar dan kompor berbahan bakar gas alam, tepung jagung tersebut akan "bertemu" dengan gula dan santan. Sebelumnya, bahan-bahan ditimbang sesuai ukuran yang dibutuhkan.

Untuk pesanan khusus, gula bisa dihilangkan. Biasanya pesanan khusus datang dari para penderita atau mereka yang sadar risiko diabetes.

Kompas Video Rahasia "Kres-kres" Jenang Jagung Surabaya

Di Kampung Kue, tinggal Dieva yang rutin memproduksi jenang jagung. Ibaratnya, jenang jagung adalah trademark produksi Dieva.

"Mungkin banyak yang bisa membuatnya. Akan tetapi, dari dulu jenang jagung sudah melekat pada citra Ibu (Nurul), sehingga tidak ada tetangga yang membuat jenang ini lagi," imbuh Elfa.

Soal rasa, jenang jagung Dieva juga punya kelebihan. Meski teksturnya halus di lidah, di sela-selanya terasa ada bulir saat coba dikunyah.

“Ini rahasianya. Ada kres-kres jagung karena tepung benar-benar kami buat dari jagung asli, bukan beli yang sudah jadi,” kata Elfa dan Nurul saling bersahutan.

Proses pembuatan

Dalam pembuatannya, tiga adonan dasar jenang jagung dimasak selama 40 menit. Selama itu, Nurul tak akan berhenti mengaduk agar adonan tak menggumpal.

Sesudah itu, Elfa akan membantu ibunya mengangkat wajan dan memindahkan olahan adonan ke cetakan.

KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Adonan jenang jagung selesai dimasak dan proses pendinginan. Kompas.com mengintip proses pembuatan jenang jagung Surabaya di Kampung Kue, Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/8/2016)

"Ini proses pendinginan. Proses jenang jagung termasuk yang mudah dan praktis," tutur Elfa.

Setelah dingin, Elfa akan mengiris kue itu dengan tebal satu sentimeter. Untuk penjualan harian, potongan jenang jagung akan dibungkus plastik, dan dihargai Rp 1.000 per potong.

Finishing-nya itu biasanya pukul 01.00 WIB. Kami iris, kemas, lalu siap-siap (jualan) ke depan (rumah),” lanjut Elfa.

Kalau pesanan datang dari hotel atau acara besar, kemasan pun menyesuaikan. "Kalau dijual di pasar pakai kemasan yang buat hotel, terlalu repot dan jatuhnya mahal," ujar Elfa lugas.

Kebanyaa pembeli langsung ke Kampung Kue adalah para "tengkulak". Mereka akan menjual kembali kue-kue itu ke para pedagang eceran di pasar.

"Tengkulak bisa jual lagi dari Rp 1.500 sampai Rp 2.500,” sebut Elfa.

Dari jualan jadi festival

Waktu berlalu, Kampung Kue sudah dikenal makin banyak orang. Aktivitas para ibu ini pun bertambah.

Dari semula hanya biasa membuat kue, mereka sekarang juga kerap ikut pelatihan untuk menambah ragam dan kualitas penganan buatannya.

Satu lagi, kampung ini juga rajin menjadi lokasi festival kuliner.

“Total, ada 40 pedagang kue di sini. Kami biasa mengadakan pameran jajanan pasar pada akhir pekan. Kalau kebetulan pas har libur sekolah, banyak sekali orang-orang yang datang,” tutur Elfa sumringah. 

Bagi Nurul, aktivitasnya dari tahun ke tahun membuat kue sudah meluluskan dua anaknya menjadi sarjana, termasuk Elfa. 

KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Jenang jagung Surabaya di cetakan, baru saja matang dari proses pengolahan. Kompas.com menyambangi dapur pembuatan jenang jagung yang terasa "kres-kres" saat dikunyah ini di Kampung Kue, Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/8/2016)

Nurul tetap rutin membuat kue karena sudah terbiasa. Usia yang bertambah tak membuatnya surut menjaga kualitas dan rasa.

"Kalau capek ya istirahat. Siang setelah jualan kan bisa, sebelum menyiapkan bahan berikutnya," ujar Nurul sembari terkekeh, saat ditanya rahasia sehat dan segar dengan segala aktivitas tengah malanya di dapur.

Mau mencicipi jenang jagung "kres-kres"? Dijamin tak rugi.... 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com