MEDAN, KOMPAS.com - Bangunannya sederhana, seperti joglo kalau di Jawa. Beratap genteng dilapis rumbia, dindingnya kayu bercat cokelat dengan jendela lebar-lebar. Tidak pakai daun jendela, penutupnya cuma kirai dari bambu.
Halamannya luas, tiap sudut tumbuh berjejer pohon bambu Cina. Walau berada di Jalan Dr Mansyur Medan yang merupakan pusat kota, New Penang Corner Cafe and Restaurant tidak berisik. Mungkin karena letaknya yang sedikit menyempil di gang yang merupakan pintu masuk utama menuju SMKN 8 Medan.
Kafe ini terkenal sebagai tempat berkumpulnya para aktivis Kota Medan. Mulai dari sekadar kongkow, sampai diskusi serius dan merencanakan aksi massa dilakukan di sini. Mungkin karena pemiliknya aktivis senior, Edy Ikhsan.
Bang Edi, begitu biasa dia dipanggil, juga dosen di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU). Maka, kafe ini menjadi makin berwarna ketika para dosen pun sering nongkrong di tempat yang banyak anginnya ini.
Udara sejuk dan musik sayup-sayup melahirkan suasana santai. Sambil membolak-balik menu, saya memesan minuman pembuka yang segar dan banyak, namanya Majepot. Singkatan dari teh manis jeruk potong.
Darma Saputra (46), Manager New Penang Corner Cafe and Restaurant mendatangi meja saya. Dengan ramah, Darma menawarkan saya untuk mencoba Ayam Saos Mangga. Namanya unik. Saya tanya apa rasa yang mendominasi, dia bilang, asam manis. Rasa manis dari perasan jeruk segar, asamnya dari plam saos. Mangga sebagai garnisnya.
"Tapi mangganya sudah diganti kwini karena rasa dan aromanya lebih menggigit. Namanya tetap ayam saos mangga. Minumnya yang pas Majepot biar menetralisir," kata Darma.
Mendengar nama dan melihat gambarnya di menu membuat saya tergoda untuk mencoba. Teman saya memesan Tomyam seafood. Isinya aneka penghuni laut, jamur dan bakso. Rasanya, enak. Asamnya menyegarkan.
Teman saya yang satu lagi, jatuhkan selera pada nasi goreng kampung. Nasi goreng ini unik karena ada kangkung, seafood dan teri.
"Kan, jarang ada kangkung di dalam nasi goreng, ini ciri khasnya. Terus ada ikan asin teri belah. Kita punya beda di sini, anak muda dan mahasiswa peminat nasi goreng ini," ucapnya seperti tahu apa saya akan bertanya.
"Kita memang cenderung banyak seafood-nya, tapi bumbunya buat sendiri yang diracik kepala masak. Walau berbau Penang, kita buat beda, jadi cocok untuk semua lidah dan kalangan," kata Darma sambil menghidangkan jus Bene-bene (jus sawi dan nenas, ini minuman favorit kesukaan tamu-tamu) dan PC spesial drink pesanan teman saya.
PC spesial drink menggunakan gelas ukuran besar, rasanya jeruk di miks plus es krim, yummi... Tak sabar, kami langsung menyantap hidangan yang tersaji.