Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2016, 15:10 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Saya harus panggil Anda apa, mister atau bapak?" kata saya kepada Stefano saat berjumpa di Pondok Indah Mall, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

"Panggil saya akang," kata Stefano dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Lantas saya bertanya kepada istri Stefano di bangku seberang saya, "Memangnya teteh orang Sunda?

"Bukan, saya orang Jakarta asli," jawab sang istri.

Begitulah Stefano Romano, pria berdarah Italia yang lahir di Roma, 11 Januari 1974. Stef meminta dipanggil 'akang' yang berarti sebutan kakak laki-laki dalam bahasa Sunda. Padahal ia sama sekali tak memiliki darah Sunda. Namun bagi Stefano, Sunda adalah tempat kelahirannya dan Indonesia adalah kampung halamannya.

"Pertama kali saya ke Bandung ke Lembang, saya tidur dan dari luar ada lagu Sunda. Saya suka sekali, seperti kesurupan. Kalau ada lagu dangdut juga saya tak bisa tahan untuk menari. Saya seperti terlahir dari sana (Jawa Barat)," kata Stefano yang tak gembira jika dipanggil 'bule'.

Kecintaan Stefano kepada Indonesia berawal saat ia bekerja sebagai fotografer yang memotret komunitas Asia di Roma pada 2009. Suatu waktu ia ikut bazar di kedutaan besar RI di Italia. Disana ia takjub akan budaya Indonesia. Di sana juga ia berkenalan dengan sang istri, Bayu Bintara Fatmawati.

"Saya juga tertarik dengan agama Islam. Suatu hari Jumat, saya pergi ke Masjid di Roma untuk memotret dan saya bertemu kembali dengan Bayu. Ia bilang 'Kamu yang waktu itu motret di KBRI bukan?' Saya cerita kalau saya tertarik belajar agama Islam. Dia bilang kalau tertarik bisa ke KBRI tiap hari Senin ada pengajian. Satu tahun itu saya belajar agama Islam," kata Stefano.

Stefano akhirnya jatuh cinta tiga kali dalam sekali waktu. Ia jatuh cinta pada Islam, pada Bayu (istrinya), dan pada Indonesia. Indonesia menurut Stef adalah negara dengan penduduk yang sangat ramah. Semua dijawab dengan senyum, kata Stefano.    

"Kalau di Roma saya rindu Indonesia setiap hari. Saya sampai sering bermimpi, pegang kamera kemudian keluar rumah memotret di kampung, tapi kemudian saya bangun 'Ah saya ada di Roma'. Ada tulisan saya judulnya 'Mudik Jiwa' semua orang di Roma tahu ketika saya bilang mau ke Indonesia mereka bilang 'Stef mau mudik, pulang kampung'," kata Stefano.

Kecintaan itulah yang akhirnya membuat Stefano menerbitkan buku koleksi foto dengan judul 'Kampungku Indonesiaku' yang diterbitkan oleh penerbit Mizan. Buku tersebut memuat foto-foto kehidupan kampung di Indonesia, khususnya di daerah Jawa. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com