“Saat Pak Jimin kembali lagi mengajak beberapa temannya bawa gerobak untuk mengambil sisa perangkat gamelan itu, ternyata perangkat gamelan lainnya sudah gak ada,” tutur Buang Jayadi.
Tongkat estafet kejayaan Gong Si Bolong dari Pak Jimin terus berlanjut. Hingga kini ke generasi terakhir pewaris Gong Si Bolong.
"Dulu pertama Sanggar Pak Jimin, lalu meninggal lanjut ke Pak Damun, Pak Anim, Pak Jerah atau dikenal dengan Pak Galung), lalu pindah ke anaknya, Saning, lanjut meninggal ke Matua Asem biasa dipanggil Nenek Asem), pindah ke Pak Iyot, pindah Pak Bagol atau Haji Bahruddin), Pak Kamsa Atmaja, dia meninggal, lalu saya diminta jadi lanjutin tanggal 30 Januari 2007," cerita Buang dengan bersemangat.
Buang Jayadi mulai mempelajari Gong Si Bolong pada tahun 1952 ketika masih duduk di bangku Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar). Hingga saat ini, Buang masih melestarikan kesenian Gong Si Bolong.
Kini, Gong Si Bolong masih mewarnai dunia kesenian di Depok. Walaupun, menurut Buang, tak banyak acara yang mau menampilkan kesenian Gong Si Bolong.
"Regenerasinya kurang. Gak banyak anak-anak yang mau belajar. Kalah sama budaya modern," ujar Buang Jayadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.