MAGELANG, KOMPAS.com - Dunia mengakui jika Candi Borobudur memiliki keindahan yang luar biasa dari segi artsitekturnya. Maka tak heran jika jutaan wisatawan membanjiri candi yang dibangun sekitar tahun 800 masehi itu setiap tahun.
Namun tidak banyak dari wisatawan yang mengetahui bahwa sejatinya alam sekitar Candi Borobudur juga memiliki keindahan yang patut dikunjungi. Kampung Bambu Klatakan di Dusun Bojong, Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, adalah salah satunya.
Kampung yang berjarak sekitar lima kilometer dari Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) itu menawarkan kesejukan hutan bambu yang masih alami. Akses menuju kampung ini tidak lah sulit. Wisatawan bisa menggunakan mobil, sepeda motor, atau bisa juga dengan delman.
Namun untuk mencapai ke lokasi hutan bambu wisatawan bisa berjalan kaki melewati jalan setapak perkampungan Bojong dan perkebunan warga. Tiba lah di hutan bambu seluas 20 hektar yang rimbun dan sejuk.
Kawasan tersebut sudah ditata sedemikian rupa oleh warga sehingga terlihat bersih namun tetap terjaga keasliannya. Kursi-kursi bambu di beberapa sudut tersedia untuk beristirahat wisatawan.
Sebut saja nasi jagung kluban (urap sayur), bubur sayur, jenang, lemper, singkong bumbu ingkung hingga minuman badeg (nira kelapa).
Suprih Prasetyo, Kepala Desa Wringinputih, mengatakan bahwa Kampung Bambu Klatakan ini merupakan salah satu destinasi wisata baru yang diinisiasi oleh warga dan didukung oleh PT. TWCB.
Lokasi ini sengaja memanfaatkan lahan hutan bambu milik warga yang sebelumnya biasa-biasa saja.
"Sebelumnya hanya hutan bambu biasa saja, warga hanya menebang bambu di sini untuk keperluan bangun rumah, pagar, atau lainnya. Tapi kemudian kami perbaiki, bersihkan, tata, sehingga jadi tempat yang bisa menarik wisatawan," kata Suprih, di sela peresmian Kampung Bambu Klatakan, Bojong, Minggu (4/9/2016).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.