Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2016, 20:12 WIB
|
EditorI Made Asdhiana

WARISAN tradisi leluhur orang Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, sangat bermacam-macam. Upacara adat juga sangat beraneka ragam.

Warisan tradisi leluhur itu terus dilestarikan di kampung-kampung di tengah arus budaya global. Tradisi orang Manggarai Timur tidak terpengaruh dengan budaya global. Masyarakat Manggarai Timur terus mempertahankan warisan budaya leluhur mereka.

Salah satu dari sekian banyak warisan leluhur orang Manggarai Timur adalah ritual "Raga Kaba" dari Bukit Lete, di Kampung Lete, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur.

"Raga" artinya menari, sedangkan "kaba" artinya kerbau. Jadi ritual raga kaba adalah ritual menari keliling kerbau. Ritual raga kaba sangat berkaitan dengan peresmian sebuah rumah adat.

Masing-masing kampung yang tersebar di Manggarai Timur memiliki warisan budaya yang berbeda-beda. Namun, tradisi itu menyatukan seluruh keluarga yang tersebar di Manggarai Timur. Tradisi dan ritual-ritual mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan.

Dengan melaksanakan ritual adat ini, rasa persaudaraan, persatuan dan kekeluargaan sangat terasa. Saat ritual itu berlangsung, semua keluarga, adik kakak, saudara dan saudari berkumpul di dalam satu rumah gendang (rumah adat).

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Ritual raga ramang kaba atau menari keliling kerbau di rumah adat Gendang Lebok Teno dari Suku Gunung di Kampung Lete, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, NTT, Sabtu (27/8/2016).
Menjelang akhir Agustus 2016, Suku Gunung di Kampung Lete, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur melaksanakan ritual "Pui Pejak".

Ritual "Pui Pejak" Mbaru Gendang Lebok Teno Gunung dilangsungkan Sabtu (27/8/2016). Apa itu Ritual "Pui Pejak"? "Pui" artinya membersihkan, dan "pejak" adalah sisa-sisa kotoran. Jadi ritual "Pui Pejak" adalah ritual membersihkan sisa-sisa kotoran seusai membangun rumah gendang.

Ritual ini juga diartikan membersihkan rumah adat gendang dari berbagai gangguan-gangguan roh halus. Bisa juga dimaknai membersihkan rumah adat gendang dari berbagai kotoran-kotoran, seperti sisa-sisa kayu, pasir dan lain sebagainya. 

Ritual ini bisa juga digelar sebelum rumah gendang dihuni oleh satu suku atau beberapa kumpulan suku-suku yang berada di satu kampung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+