Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilau Aborigin dan Jeritan "I Love You" di Vivid Sydney

Kompas.com - 08/09/2016, 19:44 WIB
Caroline Damanik

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com – Biasanya bagian atap Opera House di Sydney, New South Wales, Australia, hanya berwarna putih tersorot lampu pada malam hari. Namun, sepanjang Vivid Sydney 2016 yang digelar 22 Mei hingga 8 Juni lalu, pemandangan berbeda menghiasi Opera House.

Setiap malam sepanjang periode itu, seluruh penampang atap Opera House diselimuti gemerlap cahaya warna-warni yang membentuk gambar makhluk hidup dan motif khas Aborigin, penduduk asli Australia.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Vivid Sydney 2016 di Sydney, New South Wales, Australia.
Dari kejauhan, Opera House tampak seperti tengah dilukis karena setiap motifnya bergerak dan kemudian berganti dengan motif dan gambar lain, mulai dari burung, sayap kupu-kupu, atau pola yang terinspirasi dari angkasa.

Gambar dan motif warna-warni yang cerah diproyeksikan melalui tembakan cahaya dengan teknologi video mapping dan cahaya light emitting diode (LED) ke gedung dan bangunan yang menjadi ikon di Sydney.

Opera House tak sendiri. Pantulan cahaya juga menghiasi bangunan dan gedung ikon Sydney lainnya, seperti Harbour Bridge. Di bawahnya, kapal dan perahu wisata yang bermandikan lampu juga lalu lalang mengitari Opera House dan menambah semarak.

Vivid Sydney adalah festival cahaya yang digelar di negeri Kanguru itu setiap tahun. Namun, baru tahun ini, festival mengusung tema terkait seni dan budaya kelompok Aborigin.

Sandra Chipchase, Destination New South Wales CEO dan Executive Producer Vivid Sydney, mengatakan, tema seni dan budaya Aborigin sengaja dipilih untuk tahun ini.

"Ini sudah lama kami siapkan. Tahun depan, kami akan merayakan peringatan 50 tahun penduduk Aborigin memiliki hak suara (berstatus sebagai warga negara penuh). Tahun depan adalah tahun yang sangat penting di sini bagi sejarah Australia. Jadi kami ingin menggunakannya sebagai kesempatan untuk memberikan perhatian kepada warga asli Australia,” ungkapnya saat ditemui di Sydney pada awal Juni 2016.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Vivid Sydney 2016 di Sydney, New South Wales, Australia.
Mereka lalu menggandeng enam seniman Aborigin untuk mendesain gambar dan desain yang akan menghiasi Sydney dalam festival cahaya itu. Berbagai motif dan gambar yang dipantulkan melalui video mapping bercerita tentang kehidupan warga asli Australia itu.

“Kami punya enam seniman yang merupakan penduduk asli dari berbagai pelosok Australia, baik dari yang ahli dalam seni tradisional maupun kontemporer sehingga hasil karyanya ada dalam satu garis tentang alam hingga angkasa, perdagangan dalam budaya aborigin dan sebagainya,” tutur Sandra.

“Jadi ini sangat penting dan merupakan momen bersejarah karena kami tidak pernah memiliki seni Aborigin seperti ini (sebelumnya) di Opera House dan ini terjadi pada saat Festival Vivid Sydney. Kami sangat gembira,” tambahnya kemudian.

Di sepanjang jalan di sekitar Opera House, juga terdapat berbagai instalasi cahaya, seperti labirin cahaya yang disebut Vastitude, lalu juga ada patung seni yang juga bermandikan cahaya. Sekitar 28 seniman instalasi cahaya terlibat di dalamnya.

Royal Botanic Garden Sydney di samping area Opera House juga tak ketinggalan bersolek. Lampu warna-warni menghiasi kebun raya di tengah kota yang berusia dua abad ini. Di malam hari, taman menjadi benderang.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Sandra Chipchase, Destination New South Wales CEO dan Executive Producer Vivid Sydney, ketika diwawancarai di sela Vivid Sydney 2016 di Sydney, New South Wales, Australia.
Memang, festival cahaya ini terpusat di Darling Harbour dan Circular Quay. Namun, kini juga bisa dinikmati hingga Martin Place dan University of Sydney di Camperdown.

Festival cahaya ini biasa digelar setiap musim dingin tiba untuk mengajak warga keluar rumah dan berinteraksi meski suhu di bawah biasanya. Dalam delapan kali penyelenggaraan, para wisatawan pun malah berdatangan ke Sydney justru pada saat musim dingin tiba.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com