Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan-jalan di Kebun Raya Berusia 200 Tahun di Jantung Kota Sydney

Kompas.com - 10/09/2016, 06:12 WIB
Caroline Damanik

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com – Di tengah gedung-gedung pencakar langit di Sydney, pepohonan hijau dan hamparan rumput menyeruak. Royal Botanic Garden yang terletak persis di sebelah Opera House Sydney menawarkan suasana retret dan hiburan batin bagi penduduk kota dan para wisatawan.

Uniknya, kebun raya seluas 30 hektar ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Pada tahun ini, Royal Botanic Garden Sydney telah berusia 200 tahun dan menjadikannya sebagai kebun raya tertua di Australia.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Kim Ellis, Executive Director Sydney's Botanic Gardens and Centennial Parklands.
"Selama 200 tahun, tempat ini telah menjadi bagian hidup warga Sydney. Anda bisa duduk santai sambil menikmati suasana kebun yang sejuk. Padahal bila Anda lihat, sekitar 1 kilomter dari sini ada pusat bisnis tempat semua orang sibuk dengan pekerjaannya," kata Kim Ellis, Executive Director Sydney's Botanic Gardens and Centennial Parklands, ketika ditemui awal Juni 2016.

Kebun raya ini dibangun pada era kolonial Inggris sekitar tahun 1816 atas permintaan Ratu Inggris. Inggris lalu mencari lahan untuk menanam berbagai tanaman dan dipilihlah lahan di pinggir pelabuhan.

Jejak masa lampau dari kebun ini bisa dilihat di sejumlah sudut, misalnya government house bergaya Eropa klasik dengan pagar tinggi di bagian depan kebun ini. Jadi kebun seperti menjadi halaman dari kantor pemerintahan itu.

"Royal Botanic Garden selalu dibangun di dekat kantor gubernur, seperti yang Anda lihat di depan," ucap Kim.

Di kebun raya ini, burung-burung khas Australia beterbangan dengan bebas, mulai dari kakatua jambul kuning hingga kukabura.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Kukabura, burung khas Australia, di Royal Botanic Garden, Sydney, New South Wales, Australia.
Seekor kukabura berada di balik pohon dan tidak takut meski para pengunjung mendekati untuk melihat bentuknya dengan jelas.

Sementara itu, belasan kakatua jambul kuning tak segan mendekati dan naik ke bahu para pengunjung yang menawarkan biji-bijian di tangannya. Kesempatan ini pun tidak dilewatkan untuk berfoto bersama dengan burung-burung tersebut.

Di salah satu lapangan rumput, seorang pengunjung terlihat berolahraga seorang diri. Namun, ternyata dia tidak sendirian, di sekitarnya, hampir 20 burung mengelilinginya. Namun, pria itu terus menikmati gerak tubuhnya.

Ya, selain untuk menikmati pemandangan alam dan melepas penat, warga Sydney juga mengunjungi kebun raya ini untuk berolahraga. Menjelang sore, laki-laki dan perempuan berpakaian olahraga berlari di jalan-jalan yang teratur di dalam kebun.

Selain itu, Royal Botanic Garden juga bekerja sama dengan sejumlah negara, seperti Indonesia, Laos dan Malaysia, untuk mendatangkan bibit-bibit tanaman mereka ke Sydney. Tanaman tropis disimpan di dalam rumah kaca dan dikembangbiakkan untuk disebar kembali ke sejumlah kebun raya, baik di Australia maupun negara lain.

Tanaman-tanaman yang dikoleksi juga digunakan untuk kepentingan riset.
Taman terbagi menjadi sejumlah area, yaitu lower gardens, middle gardens, palace gardens, Bennelong precinct, dan palm grove centre.

Kim mengatakan, kebun buka sejak pukul 09.00 dan tutup pukul 17.30 waktu setempat. Warga biasanya datang berolahraga pada sore hari, sesaat setelah pulang dari kantor. Selain itu, pihak pengelola juga menyediakan tur keliling kebun raya dengan mobil kereta.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Kompleks Government House di depan Royal Botanic Garden di Sydney, New South Wales, Australia.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Royal Botanic Garden di Sydney, New South Wales, Australia, terletak dekat dengan Opera House.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Royal Botanic Garden di Sydney, New South Wales, Australia,

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Royal Botanic Garden di Sydney, New South Wales, Australia,
 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Royal Botanic Garden di Sydney, New South Wales, Australia.

 

(Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com