Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Stan Kementerian Pariwisata Kerap Berkonsep Kapal Pinisi?

Kompas.com - 10/09/2016, 15:18 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

BANTEN, KOMPAS.com - Kapal pinisi kerap menghiasi stan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di berbagai acara internasional. Bentuknya bermacam-macam mulai dari replika berukuran kecil, hingga berukuran besar.

Stan Kemenpar dengan latar belakang berupa kapal pinisi biasanya menghabiskan biaya yang mahal. Seperti acara Thailand Dive Expo (TDEX) 2016 di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand, pembuatan latar kapal pinisi menghabiskan uang sebanyak Rp 2 milyar.

Dari catatan KompasTravel, Kementerian Pariwisata telah menampilkan kapal pinisi di acara Thailand Dive Expo (TDEX) 2016, Internationale Tourism  Bourse (ITB) Berlin 2016, Seatrade Cruise Asia 2016 di Busan, Korea Selatan, bahkan sejak tahun 2014 saat mengikuti bursa promosi wisata terbesar di Belanda, Vakantiebeurs.

Yang terbaru, Kementerian Pariwisata kembali menghadirkan kapal pinisi pada acara Pacific Asia Travel Association (PATA) Travel Mart di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten. Paviliun perahu pinisi di PATA Travel Mart seluas 450 meter persegi terdiri dari dua lantai. 

Dari catatan KompasTravel tersebut, mengapa Kementerian Pariwisata kerap menghadirkan kapal pinisi menjadi konsep stan? Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana menjelaskan alasan kehadirian perahu pinisi tersebut.

"Kita ini tahun 2014, itu sempat pakai karang. Nah, kalau dipikir kan karang Indonesia dan di mana-mana kan sama. Kalau pakai foto mancing, itu juga di mana-mana juga sama. Kita pilih yang beda perahu pinisi," kata Pitana kepada KompasTravel di sela-sela acara PATA Travel Mart di Banten, Jumat (9/9/2016).

KOMPAS.COM/ICHA RASTIKA Booth Indonesia hadir dalam pameran wisata pesiar, Seatrade Cruise Asia 2016 di Busan, Korea Selatan. Pameran berlangsung 12-14 Mei 2016. Indonesia hadir dalam booth dengan tema kapal pinisi.
Pitana menjelaskan, penggunaan kapal pinisi jelas merupakan salah satu ciri khas yang membedakan stan Indonesia dengan negara lain. Oleh karena itu, sejak tahun 2014 hingga 2017, lanjutnya, Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk menggunakan kapal pinisi sebagai promosi Indonesia.

"Kesimpulannya, kita pelihara selama tiga tahun dan kita gunakan untuk promosi. Kalau Jakarta kan dikenal dengan Monas, kapal pinisi ini sebagai brand association. Kalau lihat pinisi itu orang langsung tahu Indonesia, Kita buat yang unik identitasnya," jelasnya.

Ia mengatakan, penggunaan kapal pinisi sebagai asosiasi merek Indonesia akan dinilai pada bulan Oktober. Bentuk-bentuk seperti komodo, rumah adat Toraja bisa dimungkinkan untuk muncul.

"Bulan Oktober lagi nanti kita rapat lagi. Apa ganti Komodo, rumah Toraja. Bisa jadi dipakai lagi, atau tahun depan ganti," ungkapnya.

Seperti diketahui, pinisi adalah jenis kapal layar tradisional Indonesia. Perahu ini menjadi bagian dari budaya suku Bugis dan Maluku. Awalnya, perahu layar ini digunakan penduduk untuk mengangkut barang. Namun seiring perkembangan zaman, banyak yang membuat ini untuk tujuan wisata maupun komersial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com