Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Segelas Kopi, Bertamulah

Kompas.com - 15/09/2016, 17:28 WIB

Kaya akan produksi kopi juga melahirkan budaya minum kopi di rumah bagi masyarakat. Di sana, mereka bahkan meminum hingga belasan gelas dalam sehari. Kebiasaan bertamu sekaligus mendorong hidupnya budaya tersebut.

Warga lokal terbiasa minum kopi hitam tanpa campuran apa pun, termasuk pemanis tambahan. Namun, jika ada tamu yang datang dari luar desa, mereka menawarkan gula karena khawatir tamu tak terbiasa dengan rasa kopi yang cenderung pahit.

Sehari tanpa meminum kopi, tubuh seperti tak bertenaga. Kebanyakan orang tua pun lebih banyak minum kopi ketimbang makan nasi. Kopi telah jadi unsur penting dalam membangun kekuatan dan ketahanan tubuh.

Sebagaimana orang Maluku memperlakukan cengkeh dan pala sebagai bagian penting dalam kehidupan, kopi adalah buah cinta petani Flores. Merusak tanaman kopi berarti merusak harga diri.

Peristiwa kelam yang membekas di hati warga Colol adalah pembabatan tanaman kopi oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai tahun 2003 dengan alasan kebun kopi masyarakat masuk dalam kawasan hutan lindung.

Peristiwa itu berlanjut hingga 2014 dan berujung pada penembakan terhadap belasan petani kopi yang protes atas pembabatan itu. Hingga kini, warga terus berjuang menjaga seluruh tanaman.

Meski sebagai daerah penghasil kopi, sulit ditemukan warung atau pondok kopi di Flores. Ini berbeda dengan Ambon atau Aceh yang dikenal sebagai kota beribu rumah kopi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com