PUTUSSIBAU, KOMPAS.com – Puluhan praktisi dan pegiat wisata nasional dan internasional yang terdiri dari organisasi ekowisata, operator, agen perjalanan wisata, kelompok komunitas, dan pemerintah bertemu di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Jumat (16/9/2016).
Mereka berkumpul untuk memperkuat jejaring dalam pengembangan, promosi dan pemasaran ekowisata, khususnya ekowisata di wilayah Jantung Borneo dalam rangkaian Temu Jaringan Ekowisata Internasional yang berlangsung selama tiga hari di Kapuas Hulu.
Rangkaian acara meliputi pembukaan dan pertemuan para pebisnis di Pontianak, termasuk kunjungan ke beberapa destinasi wisata kota, di mana para peserta diterima oleh Pemerintah Kota Pontianak, dilanjutkan workshop jaringan di Putussibau serta diskusi dan kunjungan lapangan ke kawasan Danau Sentarum.
Danau Sentarum merupakan salah satu destinasi ekowisata percontohan yang sudah beroperasi di wilayah HoB, wilayah yang mencakup kawasan tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam dan dikenal sebagai kawasan hutan hujan tropis tertua di dunia serta memegang peranan penting sebagai sumber kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Kapuas Hulu 2014-2034 juga meletakkan pengembangan pariwisata menjadi perhatian khusus.
Bupati Kapuas Hulu, A.M Nasir mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu berkomitmen untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu andalan pembangunan. Salah satunya dengan menjadikan Danau Sentarum sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) pengembangan pariwisata sebagaimana termaktub dalam RTRWK Kapuas Hulu.
"Di sisi lain, ekowisata juga menekankan pada keterlibatan masyarakat sekitar, yang pada akhirnya akan memberikan dampak ekonomi langsung bagi mereka," kata Nasir seperti yang dikutip dalam siaran pers yang diterima KompasTravel, Jumat (16/9/2016).
Guna dapat memanfaatkan kawasan konservasi sebagai salah satu modal pembangunan daerah namun tetap menjaga keutuhan kawasan, menurut Nasir, maka pengembangan ekowisata merupakan sebuah strategi pembangunan yang relevan.
Saat ini, pendekatan pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu terus berkembang melalui Ekowisata. Manajer Program Kalimantan Barat, Albertus Tjiu mengatakan ekowisata merupakan perwujudan dari konsep pariwisata berkelanjutan dengan prinsip ramah lingkungan, ramah masyarakat dan juga ramah wisatawan.
Ekowisata telah berkembang sejak 20 tahun lalu dan terus berkembang di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat. Pengembangan pariwisata bertanggung jawab atau ekowisata merupakan sebuah pendekatan yang dianggap mampu menjaga kawasan HoB sebagai sumber kehidupan masyarakat, sekaligus sebagai modal dalam pengembangan ekonomi dan sosial mereka.
"Workshop dan pertemuan yang intensif dilakukan selama ini dan yang terbaru adalah Workshop on Green Eco-Tourism di Kalimantan Utara di awal Agustus 2016 yang lalu merupakan peletakan dasar untuk kita menuju program Tahun Kunjungan HoB 2018 yang akan diluncurkan pada saat pertemuan Trilateral ke-11 di Indonesia,” ungkap Albertus.
Kabupaten Kapuas Hulu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan dibantu oleh beberapa mitranya yaitu Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, WWF-Indonesia, GIZ Forclime, dan KOMPAKH sejak tahun 2005 telah menginisiasi diri untuk menjadi daerah tujuan wisata, khususnya ekowisata.
Sebagai kabupaten yang memiliki keanekaragaman hayati di kawasan hutan yang hampir separuh wilayahnya dan ditopang dengan setidaknya lebih dari 20 ragam budaya (Dayak dan Melayu Kapuas Hulu), Kapuas Hulu sangat layak untuk menjadi destinasi wisata.
"Posisi geografis Kabupaten Kapuas Hulu sebagai kawasan perbatasan negara dan provinsi, menjadikan peluangnya sebagai destinasi wisata menjadi semakin kuat," jelas Albertus.
Ketua Asita Kalimantan Barat, Nugroho Henray Ekasaputra memaparkan kegiatan yang dilakukan untuk memperkuat jaringan ekowisata di Jantung Borneo ini diikuti oleh 39 orang yang merupakan praktisi dan agen pariwisata nasional dan internasional. Untuk internasional diikuti oleh agen pariwisata dari Sabah, Sarawak dan Australia.
Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa perwakilan pemerintah yang telah mengembangkan pariwisata secara intensif termasuk provinsi dan pusat. “Pertemuan jaringan ini sebenarnya adalah agenda tahunan bagi kami para praktisi dan penggiat wisata di Indonesia, termasuk Kalimantan Barat," kata Nugroho.
Pertemuan ini, jelas Nugroho, sebagai media untuk memberikan gambaran utuh tentang potensi kepariwisataan Kapuas Hulu, sehingga dapat diperoleh masukan-masukan sesuai tren kepariwisataan masa kini untuk kemudian kami akan turut terlibat pula dalam promosi dan pemasaran produk ekowisata yang ada di Kabuapten Kapuas Hulu.
“Pertemuan jaringan ekowisata internasional ini merupakan upaya untuk lebih memperkenalkan potensi wisata Kapuas Hulu ke dunia luar, khususnya para praktisi pariwisata," kata Antonius.
Melalui pertemuan jaringan ini juga, tambah Antonius, diharapkan akan adanya perbaikan dalam pengembangan pariwisata melalui input-input dari lokasi yang sudah maju serta semakin memperkuat jaringan pemasaran kepariwisataan Kapuas Hulu.
*****
KompasTravel kembali menghadirkan kuis "Take Me Anywhere 2". Pemenang akan mendapatkan kesempatan liburan gratis yang seru ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam.
Hadiah sudah termasuk tiket pesawat, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru selama di Yogyakarta. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone. Klik link berikut: Mau Liburan Gratis di Yogyakarta? Ikuti Kuis "Take Me Anywhere 2"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.