Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapuas Hulu Jadi Kawasan Ekowisata di Jantung Borneo

Kompas.com - 18/09/2016, 13:48 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PUTUSSIBAU, KOMPAS.com – Puluhan praktisi dan pegiat wisata nasional dan internasional yang terdiri dari organisasi ekowisata, operator, agen perjalanan wisata, kelompok komunitas, dan pemerintah bertemu di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Jumat (16/9/2016).

Mereka berkumpul untuk memperkuat jejaring dalam pengembangan, promosi dan pemasaran ekowisata, khususnya ekowisata di wilayah Jantung Borneo dalam rangkaian Temu Jaringan Ekowisata Internasional yang berlangsung selama tiga hari di Kapuas Hulu.

Rangkaian acara meliputi pembukaan dan pertemuan para pebisnis di Pontianak, termasuk kunjungan ke beberapa destinasi wisata kota, di mana para peserta diterima oleh Pemerintah Kota Pontianak, dilanjutkan workshop jaringan di Putussibau serta diskusi dan kunjungan lapangan ke kawasan Danau Sentarum.

Danau Sentarum merupakan salah satu destinasi ekowisata percontohan yang sudah beroperasi di wilayah HoB, wilayah yang mencakup kawasan tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam dan dikenal sebagai kawasan hutan hujan tropis tertua di dunia serta memegang peranan penting sebagai sumber kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Kapuas Hulu 2014-2034 juga meletakkan pengembangan pariwisata menjadi perhatian khusus.

Bupati Kapuas Hulu, A.M Nasir mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu berkomitmen untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu andalan pembangunan. Salah satunya dengan menjadikan Danau Sentarum sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) pengembangan pariwisata sebagaimana termaktub dalam RTRWK Kapuas Hulu.

KOMPAS.com/Yohanes Kurnia Irawan Beberapa warga mengenakan pakaian adat Dayak Iban tampak sedang mempersiapkan ritual penyambutan dalam rangkaian Festival Danau Sentarum-Betung Kerihun di Kota Lanjak, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (12/12/2013).
Ekowisata, sebagaimana diketahui bersama, merupakan sebuah industri yang memanfaatkan keindahan bentang alam dan ekosistem di dalamnya untuk dinikmati, sekaligus dipelajari oleh wisatawan.

"Di sisi lain, ekowisata juga menekankan pada keterlibatan masyarakat sekitar, yang pada akhirnya akan memberikan dampak ekonomi langsung bagi mereka," kata Nasir seperti yang dikutip dalam siaran pers yang diterima KompasTravel, Jumat (16/9/2016).

Guna dapat memanfaatkan kawasan konservasi sebagai salah satu modal pembangunan daerah namun tetap menjaga keutuhan kawasan, menurut Nasir, maka pengembangan ekowisata merupakan sebuah strategi pembangunan yang relevan.

Saat ini, pendekatan pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu terus berkembang melalui Ekowisata. Manajer Program Kalimantan Barat, Albertus Tjiu mengatakan ekowisata merupakan perwujudan dari konsep pariwisata berkelanjutan dengan prinsip ramah lingkungan, ramah masyarakat dan juga ramah wisatawan.

Ekowisata telah berkembang sejak 20 tahun lalu dan terus berkembang di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat. Pengembangan pariwisata bertanggung jawab atau ekowisata merupakan sebuah pendekatan yang dianggap mampu menjaga kawasan HoB sebagai sumber kehidupan masyarakat, sekaligus sebagai modal dalam pengembangan ekonomi dan sosial mereka.

"Workshop dan pertemuan yang intensif dilakukan selama ini dan yang terbaru adalah Workshop on Green Eco-Tourism di Kalimantan Utara di awal Agustus 2016 yang lalu merupakan peletakan dasar untuk kita menuju program Tahun Kunjungan HoB 2018 yang akan diluncurkan pada saat pertemuan Trilateral ke-11 di Indonesia,” ungkap Albertus.

KOMPAS.com/Yohanes Kurnia Irawan Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis sedang memotong bambu menggunakan Mandau, sesaat setelah ritual penyambutan tamu dalam rangkaian Festiva Danau Sentarum-Betung Kerihun di Kota Lanjak, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (12/12/2013).
Salah satu program prioritas nasional sampai dengan tahun 2019 adalah pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata. Kawasan Betung Kerihun, Danau Sentarum dan sekitarnya yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu, telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN).

Kabupaten Kapuas Hulu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan dibantu oleh beberapa mitranya yaitu Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, WWF-Indonesia, GIZ Forclime, dan KOMPAKH sejak tahun 2005 telah menginisiasi diri untuk menjadi daerah tujuan wisata, khususnya ekowisata.

Sebagai kabupaten yang memiliki keanekaragaman hayati di kawasan hutan yang hampir separuh wilayahnya dan ditopang dengan setidaknya lebih dari 20 ragam budaya (Dayak dan Melayu Kapuas Hulu), Kapuas Hulu sangat layak untuk menjadi destinasi wisata.

"Posisi geografis Kabupaten Kapuas Hulu sebagai kawasan perbatasan negara dan provinsi, menjadikan peluangnya sebagai destinasi wisata menjadi semakin kuat," jelas Albertus.

Ketua Asita Kalimantan Barat, Nugroho Henray Ekasaputra memaparkan kegiatan yang dilakukan untuk memperkuat jaringan ekowisata di Jantung Borneo ini diikuti oleh 39 orang yang merupakan praktisi dan agen pariwisata nasional dan internasional. Untuk internasional diikuti oleh agen pariwisata dari Sabah, Sarawak dan Australia.

Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa perwakilan pemerintah yang telah mengembangkan pariwisata secara intensif termasuk provinsi dan pusat. “Pertemuan jaringan ini sebenarnya adalah agenda tahunan bagi kami para praktisi dan penggiat wisata di Indonesia, termasuk Kalimantan Barat," kata Nugroho.

Pertemuan ini, jelas Nugroho, sebagai media untuk memberikan gambaran utuh tentang potensi kepariwisataan Kapuas Hulu, sehingga dapat diperoleh masukan-masukan sesuai tren kepariwisataan masa kini untuk kemudian kami akan turut terlibat pula dalam promosi dan pemasaran produk ekowisata yang ada di Kabuapten Kapuas Hulu.

Kristian Erdianto/Kompas.com Kampung Semangit yang terletak di Desa Nanga Leboyan, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kampung Semangit merupakan sebuah perkampungan nelayan di tepi sungai Leboyan. Kampung ini masuk ke dalam wilayah Balai Besar Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu, Antonius mengatakan, dalam rangka mendukung implementasi pengembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Kapuas Hulu, diperlukan peningkatan kesadaran dan kapasitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan sesuai daya tampung Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) melalui promosi dan jejaring pemasaran menjadi penting.

“Pertemuan jaringan ekowisata internasional ini merupakan upaya untuk lebih memperkenalkan potensi wisata Kapuas Hulu ke dunia luar, khususnya para praktisi pariwisata," kata Antonius.

Melalui pertemuan jaringan ini juga, tambah Antonius, diharapkan akan adanya perbaikan dalam pengembangan pariwisata melalui input-input dari lokasi yang sudah maju serta semakin memperkuat jaringan pemasaran kepariwisataan Kapuas Hulu.

*****

KompasTravel kembali menghadirkan kuis "Take Me Anywhere 2". Pemenang akan mendapatkan kesempatan liburan gratis yang seru ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam.

Hadiah sudah termasuk tiket pesawat, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru selama di Yogyakarta. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone. Klik link berikut: Mau Liburan Gratis di Yogyakarta? Ikuti Kuis "Take Me Anywhere 2"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com