DERAWAN, KOMPAS.com - Keindahan Pulau Derawan, di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dan pulau-pulau di sekitarnya bukan melulu eksotika bawah laut.
Wisatawan tentu akan setuju bila keindahan lainnya adalah ketika menyaksikan pesona matahari saat terbit ataupun tenggelam dari tepi pantai.
Saat itu matahari terlihat seperti piring oranye yang menggantung di batas cakrawala. Piringan itu tentu menjadi obyek foto yang tidak kalah indah dibanding panorama alam Kepulauan Derawan.
"Banyak orang datang ke sini (Derawan) untuk menyelam. Yang lain, kalau mau melihat matahari (terbit dan terbenam) itu bonus alam," kata Rusli, 34 tahun, driver speedboat (perahu cepat) asal Tanjung Batu.
Piringan oranye di batas cakrawala itu sebenarnya bisa juga disaksikan dengan banyak cara, tidak harus dari tepi pantai. Banyak wisatawan bersaksi panorama piring matahari juga terlihat indah selagi di atas kapal di tengah laut dalam perjalanan antar pulau di sana.
Kekaguman pada proses matahari terbit ataupun terbenam bisa sekaligus jadi penawar rasa takut akibat diombang-ambing gelombang tinggi ataupun rasa bosan di perjalanan menyeberang.
Waktu tempuh untuk menyeberang antar pulau rata-rata 60-90 menit dengan speedboat. Gelombang sedang agak besar, dengan bongkahan ombak 2 meter dan tinggi satu meter. "Meski ini masih belum seberapa. Kami pernah melalui tinggi ombak hingga 3 meter," kata Sulaiman, dalam perjalanan bersama Rusli kembali ke Derawan.
Rusli cukup tenang mengemudi speedboat sekaligus mahir membelah ombak. Sesekali cipratan air dengan jumlah banyak masuk ke perahu sehingga menimbulkan sedikit panik di antara para wisatawan. Saat itu waktu matahari terbenam tinggal 60 menit lagi.
Para wisatawan yang dibawa Sulaiman berpegangan erat pada dinding ataupun tiang kapal yang diguncang gelombang. Rasa takut dan sedikit rasa bosan perjalanan mendadak sirna di detik-detik matahari terbenam.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.