Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Jadi Fakir Wi-Fi Gratis di Bandara Dubai...

Kompas.com - 27/09/2016, 13:18 WIB
Ana Shofiana Syatiri

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Transit delapan jam di Bandara Internasional Dubai, banyak yang bisa dilakukan. Mulai dari cuci mata barang-barang branded di bagian duty free, ngopi-ngopi di kafe, hingga duduk-duduk santai sambil menunggu penerbangan. Semuanya bakal menyenangkan, dalam bayangan saya.

 

Iya, ternyata itu hanya dalam bayangan saya yang sangat menikmati jalan-jalan dengan kelancaran internet di ponsel saya.  Saya membayangkan internet di salah satu bandara terbesar dan terbaik di dunia ini bakal bebas seperti di Bandara Changi, Singapura.

 

Dengan kelancaran internet, saya bisa membandingkan harga, browsing, bermain media sosial, demi membunuh kebosanan saat menunggu penerbangan berikutnya.

 

Sejak pesawat yang menerbangkan saya dan rombongan ke Dubai mendarat di Terminal 3, Senin (26/9/2016) siang waktu setempat, saya sudah mencari free Wi-Fi. Begitu juga dengan teman-teman seperjalanan saya. Semua kompak mengeluarkan ponsel untuk memburu Wi-Fi gratis tersebut.

 

Tercantumlah DBX Free WiFi. Oh yes!!! Klik, berharap segera on dan bisa menghubungi keluarga di Jakarta. Tetapi, ternyata ada syaratnya. Harus meng-install salah satu aplikasi yang membantu para traveler mendapatkan hotel dengan harga diskon. No problem. Nanti aplikasinya bisa dienyahkan setelah keluar dari Dubai, pikir saya.

 

Ana Shofiana Syatiri Free WiFi di Bandara Internasional Dubai.
Ternyata, Wi-Fi internet gratis yang saya harapkan akan unlimited dan seharian, hanya berlaku satu jam. Ya, tetap saja harus disyukuri. Alhamdulillah gratis, gitu lho.

 

Saya pun memanfaatkan untuk mengecek e-mail, WhatsApp, media sosial lainnya, hingga menelepon via internet ke keluarga terdekat untuk menyampaikan bahwa saya sudah sampai di Dubai dengan selamat.

 

Sambil berjalan keliling, saya terus terhubung dengan teman-teman di Jakarta melalui WhatsApp. Sedang asyik mengobrol ngalor-ngidul, tiba-tiba WhatsApp saya jam pasir. Waktu gratis itu pun habis. Kalau mau lanjut, harus bayar 4,95 dollar AS per jam. Glek... skip deh. Ngobrol via WhatsApp pun menggantung.

 

Teman-teman saya pun mengalami hal serupa. Sambil menertawakan betapa "pelitnya" penyedia internet gratis di Dubai, dia membandingkannya dengan di Jakarta.

 

"Di bus transjakarta aja sekarang sudah gratis Wi-Fi, masa bandara segini besar kalah sama transjakarta, ha-ha-ha...," celetuk salah seorang kawan.

 

Akhirnya kami keliling bandara ini sambil celingak-celinguk. Mau belanja pun tanggung karena kami belum sampai tujuan. Kalau belanja, artinya menambah beban barang bawaan. 

 

Setelah 30 menit keliling, akhirnya kami mati gaya lagi. "Oh internet," celetuk salah satu dari kami disambut tawa dari yang lain.

 

Akhirnya, muncul ide untuk nongkrong di kafe yang menyediakan internet gratis. Kami pun memilih salah satu kafe yang berada di dekat Gate B24. Setelah memesan minuman, kami meminta akses internet yang terproteksi dengan password. 

 

Pelayan itu kemudian memberikan secarik kertas kecil. Ternyata, internet gratis di kafe tersebut pun dibatasi, hanya 30 menit. Tidak lebih. "Ya, salaaam...," batin saya.

 

Saya pun mencobanya dengan teman-teman. Tambah ngenes, ternyata username dan password di secarik kertas itu hanya berlaku untuk satu device. Ya ampun.

 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com