Pengantar Redaksi
Litbang ”Kompas” bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata mengembangkan Indeks Pariwisata Indonesia (IPI) mengacu pada Travel and Tourism Competitive Index untuk mengukur kesiapan daerah tujuan pariwisata menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Laporan jurnalistik terhadap 25 kabupaten/kota yang lolos seleksi data sekunder telah dimuat Agustus lalu. Hasil pengukuran indeks dilaporkan berikut ini, bersamaan dengan Hari Pariwisata Nasional, 27 September.
*****
Tingkat daya saing tertinggi industri pariwisata Indonesia masih didominasi kota-kota besar. Kota Denpasar menduduki peringkat tertinggi dalam Indeks Pariwisata Indonesia (IPI) dengan skor 3,81 dari rentang skala indeks 0 hingga 5.
Aspek lingkungan pendukung bisnis, tata kelola, dan infrastruktur menjadi penopang utama keunggulan ibu kota Provinsi Bali itu.
Kesiapan infrastruktur, dukungan lingkungan bisnis, dan nama Bali yang sudah terkenal di dunia menjadi fondasi kokoh pengembangan pariwisata Denpasar. Sementara dalam aspek potensi wisata alam dan buatan, posisi kota ini tidak setinggi beberapa daerah lain.
Posisi sebagai pusat persebaran wisatawan menjadi berkah bagi Kota Denpasar. Lingkungan bisnis yang mapan, ketersediaan sumber daya manusia, serta kesiapan infrastruktur teknologi informasi (TI) menjadi pilar paling berperan membangun lingkungan pendukung pariwisata kota ini.
Aspek lingkungan pendukung bisnis dan infrastruktur menjadi entitas yang membuat Kota Denpasar unggul. Padahal, pada kedua aspek ini, posisi Indonesia dalam pengukuran indeks serupa di tingkat internasional (Travel and Tourism Competitive Index) pada tahun 2015 lemah. Indonesia menduduki posisi ke-75 dan ke-80 dengan skor 4,46 dan 3,28, keduanya pada skala 7.
Sementara dalam IPI, Kota Denpasar mendapat skor 4,12 dari skala 5, melebihi Indonesia jika diperbandingkan. Kota Surabaya berada di peringkat kedua dengan skor 3,74.
Sebagai kota bisnis, aktivitas wisata konvensi atau MICE (meetings, incentives, conference, exhibitions) berkontribusi paling penting dalam industri pariwisata di ”Kota Buaya” ini.
Aspek lingkungan bisnis pendukung dan infrastruktur menjadi modal kuat Surabaya dalam peta industri pariwisata nasional.
Pengukuran
Salah satu kesimpulan dari hasil pengukuran IPI adalah kesenjangan antardaerah yang cukup tajam pada aspek penopang industri pariwisata. Infrastruktur menjadi kunci utama mengakses tujuan wisata.