Pilar penopang aspek ini adalah infrastruktur transportasi udara, darat, dan laut serta infrastruktur pendukung wisatawan. Aspek-aspek tersebut justru menunjukkan tingkat kesenjangan antardaerah paling tinggi.
Pengukuran memperlihatkan, ketersediaan infrastruktur pendukung pariwisata masih terpusat di kota-kota besar. Daerah dengan peringkat lima besar adalah Kota Makassar, Kota Bandung, Kota Denpasar, Kota Surabaya, dan Kota Palembang.
Sebagai kota penghubung/transit menuju kota-kota dan pulau lain di Indonesia Timur, Kota Makassar memiliki kekuatan paling menonjol dalam infrastruktur pendukung pariwisata.
Kesenjangan antardaerah juga tergambar pada aspek tata kelola, yaitu terutama mengenai peran pemerintah. Sebanyak 67 persen daerah memperoleh skor di bawah rata-rata nasional. Peringkat teratas tata kelola ditempati Kota Surakarta, Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kota Makassar, dan Kota Yogyakarta.
Aspek lingkungan pendukung merangkum lima pilar penilaian, yaitu lingkungan bisnis, keselamatan dan keamanan, sarana kesehatan dan kebersihan, sumber daya manusia dan pasar tenaga kerja, serta kesiapan infrastruktur TI.
Daerah yang memiliki skor tertinggi adalah Kota Denpasar, Sleman, Kota Semarang, Surabaya, dan Kabupaten Bantul.
Aspek potensi wisata terdiri dari dua pilar penilaian, yakni jumlah potensi wisata alam dan jumlah potensi wisata buatan. Indonesia memiliki potensi sangat kaya dan tersebar di nyaris semua kawasan.
Sebagian terbesar daerah yang mendapat penilaian tinggi pada aspek potensi wisata cenderung tidak didukung aspek-aspek lain sehingga secara umum kurang memiliki daya saing untuk menarik wisatawan dan mengembangkan industri pariwisata.
Konsep indeks
IPI disusun mengacu pada konsep Travel and Tourism Competitive Index yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pengukuran IPI berbasis data sekunder (data statistik) untuk menentukan skor indeks daya saing pariwisata di 505 kabupaten/kota.
Pengukuran indeks persepsi juga dilakukan terhadap 25 daerah dengan skor tertinggi berdasarkan hasil pengukuran indeks daya saing pariwisata. Survei persepsi yang menggunakan model wawancara tatap muka ini bertujuan memboboti hasil pengukuran indeks daya saing dengan memasukkan penilaian masyarakat terkait pembangunan pariwisata di daerah masing-masing.
Pembangunan pariwisata tidak bisa dilepaskan dari empat aspek utama penopang industri ini, yaitu aspek lingkungan pendukung bisnis, tata kelola, infrastruktur, dan potensi wisata.
Hasil pengukuran indeks ini menjadi peta dasar kesiapan dan daya saing daerah dalam industri pariwisata. Indeks ini bisa menjadi basis melihat secara umum potensi industri pariwisata setiap daerah di Indonesia.
(Suwardiman, Litbang Kompas)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 September 2016, di halaman 1 dengan judul "Denpasar Menjadi Acuan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.