Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lupakan Bangkok, Ini 5 Alasan untuk Berkunjung ke Chiang Mai

Kompas.com - 29/09/2016, 19:09 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Gajah-gajah di Mae Sa sudah terlatih untuk "unjuk gigi" di depan wisatawan. Anda bisa melihat para mahout (penjaga gajah) memandikan hewan tersebut di sungai.

4. Wisata kuliner

Salah besar jika Anda mengira Bangkok adalah satu-satunya surga kuliner di Thailand. Chiang Mai punya Night Bazaar yang buka setiap malam.

Chiang Mai Night Bazaar membentang sepanjang 1 kilometer di Chang Khlan Road. Anda bisa menemukan beragam suvenir seperti kaus, gantungan kunci, magnet kulkas, beragam kerajinan tangan khas Chiang Mai, serta tentunya aneka jajanan menggugah selera.

Rotee adalah salah satu kuliner unggulan di Chiang Mai. Rotee merupakan adonan tepung yang digoreng, sekilas seperti martabak, dengan beragam isian mulai dari Banana Nutella sampai Durian.

Daerah pegunungan di Chiang Mai juga terkenal sebagai penghasil buah dan sayuran segar. Di Night Bazaar, Anda bisa menemukan banyak penjaja smoothie dengan deretan gelas plastik berjejer di depannya. Gelas-gelas tersebut sudah diisi buah segar. Tinggal tunjuk, kemudian buah langsung diblender dan siap diseruput. Slurp!

5. Tempat bertemu suku-suku asli Thailand

Di dalam kawasan Mae Sa Elephant Camp, wisatawan bisa berkunjung ke Baan Tong Luang yang merupakan tempat tinggal 6 suku asli di utara Thailand. Ini adalah desa wisata, pemerintah Thailand sengaja mengumpulkan suku-suku tersebut untuk diperkenalkan kepada wisatawan.

"Ada 20 kelompok yang terdiri dari 6 etnis di sini. Termasuk Karen si 'leher panjang' dan Akha," tutur Paiboon Pramuankarn, pemandu wisata yang mengantar KompasTravel mengunjungi Baan Tong Luang beberapa waktu lalu.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Wanita suku Karen yang tinggal di bagian utara Thailand.

Tak hanya melihat, wisatawan juga bisa membeli suvenir buatan tangan para suku asli ini. Jika Anda pikir ini merupakan hal yang abusive - mengumpulkan suku-suku asli Thailand sebagai sumber pendapatan wisata, datang dan lihatlah sendiri.

"Suku Karen misalnya, datang dari perbatasan Myanmar dan sudah lama menetap di Thailand. Di sana mereka tidak terurus, sulit untuk mendapatkan uang. Di sini mereka hidup lewat wisata, masih dengan tradisi asli mereka," tambah Paiboon yang akrab dipanggil Jack.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com