KOMPAS.com – Bayangkan Anda mendirikan tenda di pulau kecil dengan posisi menghadap ke bibir pantai. Pasir putih yang bersih berkilau, angin laut, serta deburan ombak bisa dengan mudah Anda nikmati. Kolaborasi yang benar-benar sempurna.
Ya, suasana kemah di pinggir pantai memang berbeda dengan di pegunungan. Namun, perlengkapan kemping di dua tempat tersebut sebenarnya sama saja. Anda tetap mesti membawa tenda, nesting atau peralatan masak, terpal, dan kompor.
Nah, untuk mengawali pengalaman kemping di pulau kecil dekat bibir pantai, Anda bisa mencoba spot yang terdekat dulu. Pulau Perak di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, salah satunya.
Perjalanan menuju Pulau Perak cukup mudah. Anda bisa berangkat dari dermaga Muara Angke atau Kali Adem, Jakarta Utara, menuju Pulau Harapan dengan moda transportasi laut selama kurang lebih tiga jam.
Dari Pulau Harapan, barulah Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Pulau Perak dengan menyewa kapal kecil atau yang biasa disebut “ojek” perahu. Tidak ada tarif resmi untuk moda transportasi ini sehingga Anda bisa mencoba menawar harga sewa perahu.
Sebelum sampai ke Pulau Perak, tepatnya di dekat Pulau Gosong, Anda bisa berhenti dan mencoba snorkeling. Anda bisa melihat lebih dekat keanekaragaman terumbu karang dan ikan-ikan kecil lokasi tersebut.
Tidak hanya Pulau Perak, Kepulauan Seribu juga memiliki pulau kecil lain yang layak dikunjungi, seperti Pulau Semak Daun, Pulau Payung, dan Pulau Bulat.
Setara Maladewa
Kepulauan Seribu memang cantik. Alam bawah lautnya kaya. Lokasinya pun dekat dari daratan Jakarta, hanya 1-2 jam perjalanan menggunakan kapal motor cepat.
Selain itu, “kerajaan” bawah lautnya tidak kalah indah. Bahkan, terumbu karang yang dimiliki di Kepulauan Seribu disebut-sebut setara dengan Maladewa. Lebih dari 600 spesies terumbu karang tertanam di sekitar Kepulauan Seribu.
Tak hanya terumbu karang, ikan-ikan kecil nan lucu terdapat di kepulauan tersebut. Namun, jangan bermimpi bisa dengan mudah menangkap ikan langsung memakai tangan. Ikan berukuran satu jari ini gerakannya gesit dan lincah.
Agar bisa sangat dekat dengan ikan-ikan itu, Anda cukup mengenggam remah roti di dalam air. Dengan sendirinya, ikan-ikan pun akan menghampiri tangan Anda.
Tak hanya dua ikan itu, Anda juga bisa melihat anemone—sejenis hewan laut—yang bisa menari di antara ikan lainnya. Lalu, Anda juga bisa menjumpai kima atau siput raksasa.
Dengan kekayaan taman lautnya, wajar saja kini pemerintah mengatur strategi untuk mendorong sektor pariwisata di Kepulauan Seribu.
Bahkan, dari jauh-jauh hari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau "Ahok" sudah berencana bakal mengembangkan Kepulauan Seribu menjadi kawasan pariwisata berstandar internasional.
“Saya berharap nantinya warga kelas menengah dan atas Indonesia tidak lagi mengunjungi Singapura, Bangkok, Maladewa, dan negara lainnya. Cukup ke Kepuluan Seribu,” ujar Ahok, seperti dikutip Kompas.com, Rabu (19/8/2015).
Nah, untuk menunjang program tersebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun bandar udara di Pulau Panjang, Kepulauan Seribu.
Tingkatkan perekonomian
Lambat laun pariwisata mengubah wajah pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Rumah-rumah semipermanen telah berganti bangunan kokoh berlantai keramik.
Merujuk Harian Kompas, Sabtu (30/7/2016), pada 2013 penduduk miskin di Kepulauan Seribu tercatat masih 11,01 persen penduduk atau hampir 3 kali lipat persentase rata-rata penduduk miskin di DKI Jakarta yang 3,72 persen.
Harapannya, perbaikan ekonomi akan datang bersama pembenahan sektor pariwisata di kepulauan ini. Setidaknya, di beberapa pulau seperti Tidung, Kelapa, dan Harapan, rumah-rumah permanen dan homestay bagus telah menggantikan rumah yang dahulu berdinding papan atau bahkan anyaman bambu.
Ya, sedikit demi sedikit pariwisata telah mengubah wajah perekonominan Kepulauan Seribu. Bahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pariwisata adalah solusi yang akan ampuh menyelesaikan masalah kemiskinan.
Ia melanjutkan, saat ini Indonesia menjadi contoh nyata bahwa pengembangan pariwisata bukan saja dapat menurunkan angka kemiskinan melainkan juga menjadi cara yang cepat dan mudah untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan.
"Ini kali pertama, Indonesia menempatkan pariwisata sebagai prioritas utama, selain infrastruktur, maritim, energi, dan pangan," ujar Arief seperti dikutip Kompas.com, Minggu (22/5/2016).
Ketiga, cagar alam seperti di Pulau Bokor. Di Pulau Kelapa Dua dan Harapan, pengunjung yang ingin menikmati wisata edukasi juga bisa menjelajahi hutan bakau atau melihat tukik—anak penyu.
Infrastuktur
Arus kunjungan wisatawan ke Kepulaun Seribu mengalir deras pada beberapa tahun terakhir, baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan lokal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2012 total kunjungan wisman tercatat 16.384 orang dan wisatawan domestik 1.484.120 orang. Pada 2014, wisatawan ke sini bertambah dua lipat, menjadi 21.488 wisman dan 3.009.151 wisatawan domestik.
Kenaikan pengunjung ke Kepulauan Seribu terutama terlihat di Pulau Ayer, Pulau Bidadari, Pulau Putri, dan Pulau Harapan.
Untuk terus mendorong sektor pariwisata di sini, promosi pun semakin gencar digelar. Salah satunya adalah Marine Festival 2012.
Festival yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, tersebut diikuti perwakilan sejumlah negara, seperti Kuba, Palestina, Libya, Poandia, Amerika Serikat, Meksiko, Venezuela, dan Yaman.
Tak hanya itu, pemerintah DKI Jakarta juga berencana membangun intermediate treatment facility (ITF) di Kepulauan Seribu, untuk menjaga kenyamanan wisatawan.
ITF adalah pengolahan sampah terpadu. Sasarannya, wilayah itu nantinya akan punya tempat pengolahan sampah sendiri dengan kapasitas besar.
Dukungan infrastruktur memang akan menjadi salah satu penentu ramai atau tidaknya suatu destinasi wisata, tak terkecuali ke Kepulauan Seribu dengan wisata baharinya.
Rencana pengembangan kawasan ini sudah berdengung kencang, setidaknya sejak tahun lalu. Bahkan, pengembangan itu masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019.
Terlebih lagi, Kepulauan Seribu sudah dicanangkan sebagai satu dari 10 destinasi prioritas Indonesia.
“Dengan adanya 10 destinasi prioritas, diharapkan kesadaran dari seluruh lapisan, baik pemerintah dan masyarakat itu meningkat. Sinergi (adalah) intinya,” Ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman kepada Kompas.com, Senin (2/5/2016).
Nah, bagi Anda yang sudah berlibur ke Kepulauan Seribu atau destinasi lain di Indonesia, tak ada ruginya juga berbagi cerita. Misalnya lewat dunia maya.
Anda bisa menceritakan perkembangan wisata Kepulauan Seribu lewat Twitter atau Instagram. Sisipkan saja penyebutan akun @ceritadestinasi di situ.
Cerita soal pesona wisata Indonesia juga dapat Anda bagi lewat fan page Facebook Cerita Destinasi. Di semua unggahan tentang destinasi wisata tersebut sertakan saja tanda pagar (tagar) #ceritadestinasi.
Siapa tahu, dari kisah-kisah perjalanan Anda, dunia bisa lebih mengenal Indonesia dan pesonanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.