CHIANG MAI, KOMPAS.com - Saat berkunjung ke bagian utara Thailand, salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan adalah desa tempat tinggal Suku Karen. Ini adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Thailand selain juga Lahu Shi Bala, Palong, Hmong, Kayaw, Akha, dan Mien.
Karen menjadi salah satu suku yang "diincar" wisatawan karena tradisi uniknya. Para wanita Suku Karen diwajibkan memanjangkan leher menggunakan tumpukan kawat yang terbuat dari kuningan. Di Thailand ada beberapa desa wisata tempat turis melihat Suku Karen, salah satunya Baan Tong Luang di Chiang Mai.
Namun, salah besar jika Anda berpikir Suku Karen adalah asli Thailand. Karen pada awalnya tinggal di dataran tinggi Tibet. Suku tersebut kemudian "hijrah" ke Myanmar, tepatnya di Karen State yang berbatasan langsung dengan Thailand.
Mengutip situs Karen.org, suku ini terbagi menjadi beberapa sub-etnis antara lain Skaw Karen, Pwo Karen, dan Bwe Karen. Beberapa sub-etnis ini kemudian pindah ke Thailand karena bentrok dengan pemerintah. Kini, sekitar 150.000 orang Karen tinggal di Thailand sementara tujuh juta lainnya masih tinggal di Myanmar.
"Jumlah Suku Karen yang tinggal di Thailand sedikit. Oleh karena itu sangat diperhatikan pemerintah," tambah Paiboon yang akrab dipanggil Jack.
Baan Tong Luang hanya salah satu desa wisata untuk melihat Suku Karen dari dekat. Desa ini menggabungkan tujuh suku yang tinggal di utara Thailand, yang sering disebut hill tribes.
"Ada tujuh suku yang tinggal di desa ini. Ada sekitar 20 kelompok jika ditotal," tutur Jack.
Hampir semua suku asli Thailand punya kerajinan tangan berupa tenun. Semua wanita hill tribes bisa menenun. Mereka menenun kain untuk digunakan sebagai pakaian, topi, hingga selimut dan kaus kaki.
Tujuh suku itu tersebar di desa yang cukup luas, lengkap dengan pesawahan dan lumbung padi. Bertani adalah mata pencaharian utama para pria hill tribes. Kincir air bisa ditemukan di beberapa titik.
Menyusuri tiap suku di Baan Tong Luang butuh waktu yang tidak sedikit. Apalagi setiap pemilik rumah memersilakan pengunjung untuk memotret (tanpa membayar) bahkan masuk ke dalam rumahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.