Mulai Langka
Dulu, hampir semua rumah di Kota Binjai pasti punya pohon rambutan. Kalau sudah musim buah, sepanjang jalan akan memerah dengan buah rambutan. Semua orang bisa makan sepuasnya, untuk oleh-oleh saja bisa bergoni-goni. Tidak seperti sekarang yang dihargai mahal dengan isi buah yang sudah ditentukan.
"Saya dulu, kalau rambutan berbuah, satu pohon buat saya. Adik saya dua orang, mereka juga dapat seorang satu pohon. Makan sepuasnya, saya sampai satu harian sepulang sekolah bertengger di pohon. Petik makan, petik makan, begitu terus sampai buahnya habis, sampai kami bosan," kenang Rosty Loebis, warga Bandar Senembah, Binjai.
Perempuan berusia 68 tahun ini ingat betul masa-masa kecilnya. Masa-masa rambutan Binjai begitu terkenal dan jaya-jayanya. Sampai-sampai semua orang yang memakan buah legit ini, mengumpulkan biji-biji lalu menanam di tempat dia tinggal.
"Orang Jakarta datang, makan rambutan, bijinya tak dibuang. Dikumpulkan dan mereka tanam di Jakarta, orang mana lagi datang, begitu juga, akhirnya rambutan Binjai ada di mana-mana. Tapi ada juga yang nakal, saya beli rambutan di Jakarta, saya tanya ini rambutan mana pedagangnya bilang rambutan Binjai. Begitu saya makan asam, bohong dia," kata nenek 11 cucu ini.
Tapi sekarang, kalau musim rambutan, Kota Binjai tak semerah dulu lagi. Satu per satu pohonnya ditebang. Untuk kayu bakar atau perluasan lahan karena manusia semakin banyak.
Saat ini, orang-orang yang dulunya pemilik menjadi pembeli. Di pusat kota dan pinggiran jalan-jalan utama, sudah jarang ditemui pohon rambutan. Kita harus masuk ke sudut-sudut kampung untuk bisa menemukan pohon yang akarnya terkenal sangat mengganggu ini.
"Sekarang saya kalau pengen makan rambutan, ya beli lah. Kalau gak, main-mainlah ke kampung, ke rumah saudara yang masih ada pohon rambutannya, itu pun biasanya sudah dijual sama penggalas. Lama-lama, tak ada lagi pohon rambutan di Binjai ini, tinggal nama aja," ucap Rosty pelan.
"Kan, cantik kalo Binjai bisa kayak dulu lagi. Kalau musim rambutan merah di mana-mana, lagian bagus buat lingkungan, pohonnya bisa buat pelindung panas dan penahan air kalau di pinggir sungai. Biar cucu-cucu kita masih bisa liat dan tau, inilah pohon dan rambutan Binjai itu," pungkas Rosty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.