YANGON, KOMPAS.com - "Allahuakbar, allahuakbar..."
Suara panggilan salat tersebut terdengar sangat jelas di antara dengungan pengunjung Scott Market. Butuh waktu beberapa detik hingga saya sadar tengah mendengar suara azan di pusat Kota Yangon, Myanmar.
Dengan populasi 53,26 juta orang (sensus 2013), 90 persen penduduk Myanmar menganut agama Buddha. Empat persen menganut agama Kristen, dan empat persen lainnya agama Islam. Hanya satu persen penduduk Myanmar yang menganut agama Hindu.
Saya melangkah ke luar Scott Market, yang kini bernama Bogyoke Aung San Market, untuk melihat di mana posisi masjid.
Rupanya, sebuah masjid bertembok merah muda berdiri megah persis di seberang pasar ini. Bogyoke Aung San Market adalah pasar tertua sekaligus yang paling terkenal di Yangon.
(BACA JUGA: Scott Market, Tempat Belanja Favorit di Yangon)
Saya lantas bertanya kepada Nang Hla May, wanita yang menjadi pemandu KompasTravel dan rombongan dari Tourism Authority of Thailand (TAT). Rupanya masjid megah itu bernama Chulia Dargah Mosque.
"Meski umat Muslim merupakan salah satu minoritas, di Yangon semuanya hidup berdampingan. Toleransi sangat diutamakan di sini," tutur Nang Hla May.
Umat Muslim di Myanmar berasal dari India, Bangladesh juga Provinsi Yunnan di China. Tak lupa Muslim Rohingya yang tinggal di beberapa desa pinggiran Myanmar.
May lalu menyebutkan, ada beberapa masjid yang tersebar di Kota Yangon. Ada satu masjid yang terletak persis berseberangan dengan Sule Pagoda, salah satu kuil paling sakral di kota tersebut.
"Namanya Bengali Sunni Jamae. Ini adalah salah satu masjid tertua di Yangon. Di sekitar masjid terdapat banyak gerai makanan halal," paparnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.