Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riam Berasap, Potensi Wisata Alam Perbatasan di Kabupaten Sambas

Kompas.com - 10/10/2016, 10:11 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

SAJINGAN, KOMPAS.com - Gemericik air yang mengalir dari ketinggian di antara bebatuan granit raksasa siang itu terdengar dari kejauhan. Langkah kaki pun dipercepat memadu waktu diantara sinar matahari yang menerobos masuk dari celah dedaunan.

Rasa penasaran setelah menempuh 30 menit perjalanan trekking dari parkiran kendaraan terbayar ketika bulir air seperti asap terbawa angin menyapa kulit.

Air Terjun Riam Berasap yang terletak di Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat memiliki potensi dan peluang yang besar dalam menarik minat kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara khususnya dari negara Sarawak, Malaysia.

"Riam" dalam bahasa setempat artinya "air terjun", sedangkan "berasap" berasal dari kata "asap" untuk menggambarkan percikan bulir air terjun yang terbang terbawa angin yang terlihat seperti asap dari kejauhan.

Jelang siang di hari Minggu pertengahan September 2016 lalu, ratusan warga silih berganti memadati kawasan air terjun itu. Mereka terlihat gembira dan melepas penat dengan mandi di bawah air terjun. Sebagian dari mereka terlihat bersama keluarga.

KOMPAS.COM/YOHANES KURNIA IRAWAN Pengunjung saat menikmati suasana Air Terjun Riam Berasap yang terletak di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Masing-masing mencari tempat terbaik untuk tempat berkumpul dan beristirahat, sembari menikmati bekal makanan yang dibawa.

Riam ini berada di antara perbukitan yang masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Gunung Puai. Gugusan perbukitan yang memanjang dan bersambung hingga ke perbatasan.

Untuk menuju air terjun ini bisa dibilang membutuhkan waktu tempuh perjalanan yang cukup panjang dari kota Pontianak. Dengan jarak tempuh sekitar lebih dari 350 kilometer dari kota Khatulistiwa, dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Sedangkan dari kota Kuching, Sarawak, hanya membutuhkan waktu kurang dari dua jam perjalanan darat.

Kondisi hutan yang masih bagus, ditambah gemericik air terjun yang berbaur dengan kicau burung, membuat suasana betah untuk berlama-lama di sana. Kawasan ini dikelola oleh sekelompok pemuda kampung setempat yang menerapkan retribusi sebesar Rp 5.000 untuk setiap pengunjung.

Mereka juga mengelola lahan parkir, sehingga pengunjung tak perlu khawatir meninggalkan kendaraan mereka di bawah. Kelompok yang didominasi anak muda ini, selain menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung, mereka juga membersihkan sampah yang ditinggal pengunjung.

KOMPAS.COM/YOHANES KURNIA IRAWAN Pengunjung saat menikmati suasana Air Terjun Riam Berasap yang terletak di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Sim Chin Kiong, salah satu wisatawan dari Kuching, Sarawak saat bertemu di kaki bukit merasa terkesan dengan panorama Air Terjun Riam Berasap yang indah dan menawan.

Pemilik travel agent Bombastic Borneo ini kerap membawa tamu dari negaranya maupun wisman menjelajahi berbagai potensi alam dan budaya yang ada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

“Potensi ini mestinya dikelola dengan serius oleh pemerintah Indonesia. Saya dan istri yang suka travel ini sering mengunjungi Kalimantan Barat. Indonesia kaya akan wisata dan budaya,” kata Sim yang saat itu datang ditemani istrinya.

Meski diakuinya wilayah perbatasan yang berada di Indonesia memiliki potensi wisata, ia juga mengeluhkan infrastruktur jalan terutama akses masuk ke Indonesia yang saat ini hanya bisa melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau untuk bisa membawa kendaraan pribadi.

Padahal, lanjut Sim, di Aruk yang berbatasan dengan kampong Biawak-Lundu juga memiliki PLBN, namun kendaraan belum bisa melintas lewat border tersebut. "Ini terlalu membuang waktu perjalanan jika harus lewat Entikong, karena rute yang dilalui harus memutar dan itu cukup jauh," ujarnya.

KOMPAS.COM/YOHANES KURNIA IRAWAN Pengunjung saat menikmati suasana Air Terjun Riam Berasap yang terletak di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Melirik potensi besar industri wisata di perbatasan yang dimiliki Indonesia, tentu ini sebuah peluang untuk mendatangkan wisatawan asal Malaysia melalui konsep ekowisata dan cross-border tourism.

Apalagi, dengan semakin terbukanya akses dan jalur darat, berpotensi menghidupkan perekonomian masyarakat, salah satunya dari sektor pariwisata.

Saat ini tergantung bagaimana dengan komitmen pemerintah daerah dalam memanfaatkan peluang yang besar tersebut, yang jelas secara tidak langsung akan berdampak pada pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata dan sektor turunan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com