Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Goa Gelatik Lorong Sewu, Goa Tujuh Susun di Gunungkidul

Kompas.com - 13/10/2016, 17:12 WIB

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Sebuah goa yang ditemukan warga Grogol II Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, DI Yogyakarta pada 2014 silam, belum bisa beroperasi secara maksimal untuk pariwisata.

Goa yang tak jauh dari Goa Pindul tersebut adalah Goa Gelatik Lorong Sewu.

Sesepuh Goa Gelatik Lorong Sewu, Supardi menjelaskan bahwa dulunya ada cerita bahwa di daerah tersebut terdapat goa. Namun karena goa berada di bawah tanah, masyarakat sekitar penasaran dan melakukan penggalian pada 2014.

"Butuh waktu 4-5 bulan," terangnya, Selasa (4/10/2016).

Terkait pemilihan nama Goa Gelatik Lorong Sewu, Supardi menjelaskan bahwa dulunya ada banyak burung gelatik di sekitar goa.

Setelah masyarakat sekitar berhasil menemukan goa dan menyusurinya, ternyata goa memiliki banyak lorong, yang pada akhirnya dinamakan Goa Gelatik Lorong Sewu.

Marsono, salah satu pemandu di Goa Gelatik Lorong Sewu menerangkan bahwa di dalam goa terdapat beragam jenis batuan dan juga masih tampak jejak turbulensi di dalamnya.

"Pada lantai yang paling dasar, kita akan menemukan sungai bawah tanah dan habitat ikan naga jawa atau moa," bebernya.

Terkait medan di dalam goa, Marsono menjelaskan bahwa tingkat kesulitannya terbagi dalam sedang dan sangat menantang. Pasalnya, goa tersebut memiliki jalur horizontal dan juga vertikal.

"Kita masuk, di dalam ada goa lagi dan begitu seterusnya sampai 7 susun hingga kita sebut lorong sewu. Maka dibutuhkan pemandu saat masuk ke dalam," tambahnya.

Sementara ini, baru 350 meter yang telah dieksplore warga sekitar. Belum semuanya berhasil terkuak. Berhubung sirkulasi udara yang minim, pengunjung dibagi dalam satu kelompok yang berisi 10-15 orang, termasuk dengan pemandu. Durasi perjalanan di dalam goa hingga keluar adalah 1,5 jam.

"Dulu saat grand opening cukup ramai. Per orang dikenakan tarif Rp 15 ribu. Saat ini sementara vakum karena keterbatasan jumlah personel dan juga kendala biaya," urainya.

Perwakilan Bidang Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Supriyanta menjelaskan Goa Gelatik Lorong Sewu merupakan goa kering, yang dalam pengembanganan pariwisatanya tidak bisa berdiri sendiri.

"Untuk pengembangannya, kita bentuk kelembagaannya yakni pokdarwis (kelompok sadar wisata) dan juga membuat paket kunjungan," terangnya.

Terkait paket kunjungan tersebut, Supriyanta mengatakan bisa dibentuk konsep wisata goa, yakni dari Goa Pindul, Goa Gelatik Lorong Sewu, dan juga gua sekitarnya. Selain itu, paket wisatanya juga bisa melibatkan UMKM yang tersebar di sekitar Goa Gelatik Lorong Sewu.

"Selain itu, karena ini termasuk obyek wisata minat khusus, maka harus diperhatikan safety dan juga pemandu yang bersertifikat, karena goa membutuhkan perlakuan khusus," tambah Supriyanta. (Tribun Jogja/Kurniatul Hidayah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com