Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Musik Tiup Asal Sumbar Curi Perhatian Delegasi WCF

Kompas.com - 14/10/2016, 07:22 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Alunan suara dari alat musik tiap asal Sumatera Barat mencuri perhatian delegasi World Culture Forum (WCF) 2016 di Nusa Dua Bali yang berlangsung 10-14 Oktober 2016.

Djafri Yunerdi, seniman asal Padang Pariaman, Sumatera Barat memainkan alat musik tiup dengan merdunya dan cukup banyak pengunjung datang di stan lokasi acara.

"Banyak yang datang, tanya-tanya ini alat apa namanya, bagaimana memainkan dan mereka senang," kata Djafri Yunerdi di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (13/10/2016).

Djafri menjelaskan bahwa alat musik yang dimainkan di acara WCF 2016 secara bergantian bersama-sama dengan rekannya, di antaranya, Saluang, Bansi, Serunai, maupun Suling.

"Mereka yang datang senang semua. Ada dari beberapa daerah lain, tertarik tanya banyak soal budaya Sumatera Barat, dan kami senang sekali," kata Djafri.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Djafri Yunerdi (baju merah) sedang mainkan alat musik tiup di acara WCF 2016 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (13/10/2016).
Djafri lantas menerangkan mengenai alat musik tiup itu.

1. Saluang adalah alat musik khas tradisional Minangkabau yang terbuat dari bambu tipis. Panjang saluang 40-60 cm dengan diameter 3-4 cm.

Peniup saluang bisa memainkan dengan teknik nafas yang panjang sehingga saat memainkan alat tersebut dari awal sampai akhir lagu tanpa putus. Untuk itu dibutuhkan pemain yang andal dan belajar terus menerus.

2. Bansi adalah atau suling minang merupakan alat musik tiup dari bambu yang memiliki 7 lubang, berbentuk pendek dengan ukuran 33,5-36 cm. Sementara garis tengahnya 2,5-3 cm. Bansi terbuat dari bambu tipis atau talang.

Selain dapat memainkan musik tradisional juga bisa musik modern karena memiliki nada standar.

3. Serunai merupakan alat musik tiup ini terbuat dari batang padi, kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa.

Ukuran panjangnya sekitar 20 cm, terdiri dari 4 lubang berjarak 2,5 cm yang berfungsi mengatur irama. Namanya hanya do-re-mi-fa-sol atau disebut dengan pentatonis.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Djafri Yunerdi (baju merah) sedang memainkan alat musik tiup di acara WCF 2016 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (13/10/2016).
Alat ini biasanya dibutuhkan pada saat acara pesta adat seperti perkawinan, perhelatan penghulu dan lainnya. Jenis alat musik tiup ini dimainkan sesuai kebutuhan nada seperti nada rendah maupun nada tinggi.

Semuanya diperlukan dalam suasana berbeda seperti saat perayaan perkawinan, di sawah, sedang duduk-duduk dengan teman ataupun suasana bercanda.

Penampilan Djafri dan kawan-kawan di ajang WCF 2016 ini secara langsung memperkenalkan kepada dunia bahwa Sumatera Barat kaya akan seni dan budaya yang menjadi akar budaya Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com