Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Musical Instrument Museum, 15.000 Alat Musik yang Menyatukan Manusia

Kompas.com - 16/10/2016, 09:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Hanya beberapa meter dari loket penjualan karcis tanda masuk, tersedia sebuah grand piano besar yang siap pakai.

Di samping piano terpampang pengumuman yang menjelaskan bahwa siapa saja dipersilakan memainkan piano tersebut untuk turut serta menghibur kedatangan para tamu yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke MIM.

Di lantai 1 terdapat bagian khusus yang bernama “The Artist Galery”. Isinya adalah beragam instrumen musik yang berhubungan atau digunakan oleh sejumlah artis ternama seperti Elvis Presley, Pablo Casals, Taylor Swift, King Sunny Ade, dan John Lennon.

Di lantai yang sama terdapat pula “museum store” yang menjual banyak souvenir yang berhubungan dengan instrumen musik.

Pada bagian lain para pengunjung dapat mencoba memainkan sendiri beberapa instrumen musik yang disediakan di situ. Ada tempat khusus untuk mencoba. Jadi, para pengunjung tidak hanya dapat melihat, tapi juga dapat merasakan memainkannya.

Alat musik Indonesia

Alat musik Indonesia dipamerkan di sebuah pelataran yang cukup luas. Ada satu set gamelan lengkap termasuk satu set wayang kulit seolah-olah sedang akan ada pertunjukan wayang kulit.

Di salah satu sisi pelataran itu, di samping gong, terdapat layar monitor yang menayangkan proses pembuatan gong. Ditampilkan dalam tayangan itu bagaimana sebuah bongkahan besi ditempa dan dibakar sampai perlahan-lahan berubah bentuk menjadi sebuah gong.

Sebuah visualisai yang sangat menarik.

CHAPPY HAKIM Satu set angklung di Musical Instrument Museum, Arizona, Amerika Serikat.
Di seberangnya terdapat sisi yang menampilkan satu set angklung yang berjajar rapih dan sangat menarik perhatian pengunjung.

Bila dibandingkan dengan luasnya museum alat musik ini, maka ruang yang tersedia bagi peragaan alat musik Indonesia terbilang cukup luas.

Sungguh membanggakan hati melihat betapa keterwakilan Indonesia di museum alat musik terbesar di dunia ini menunjukkan pengaruh yang luar biasa dari para pemerhati alat musik dunia di Amerika Serikat.

Sebuah penghargaan yang patut menyadarkan kita sebagai orang Indonesia bahwa dalam bidang seni musik Indonesia berada dalam jajaran yang sangat diperhitungkan.

Dapat dikatakan, musik merupakan ruang refleksi seseorang. Musik adalah bahasanya semua orang. Musik menampung aspirasi dan menyatukan semua orang. 

Edgar Winter, seorang musisi sekaligus penyanyi "Rock and Blues" berkebangsaan Amerika yang dikenal sebagai seorang multi instrumentalis karena kemampuannya memainkan dengan piawai beberapa alat musik seperti piano, keyboard, saxophone, perkusi, dan gitar, pernah berujar,  

“Music is very spiritual. It has the power to bring people together”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com