Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Musical Instrument Museum, 15.000 Alat Musik yang Menyatukan Manusia

Kompas.com - 16/10/2016, 09:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Di antara beraneka ragam macam museum, ternyata ada juga museum yang memperagakan sekian banyak instrumen musik yang berasal dari berbagai penjuru atau pelosok dunia.

Museum tersebut, satu diantaranya adalah MIM (Musical Instrument Museum). MIM terletak di Phoenix, Arizona, dan secara resmi telah dibuka untuk umum sejak tahun 2010.

Museum ini tercatat sebagai museum alat musik terbesar di dunia dengan koleksi lebih dari 15.000 alat musik berbagai jenis yang dikumpulkan dari berbagai negara dan mewakili semua benua.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Meksiko, China, India dan Rusia bahkan menampilkan berbagai macam alat musik yang berasal dari penduduk suku bangsa asli masing-masing.

Pendiri museum ini adalah Robert J Ulrich, seorang Amerika kelahiran tahun 1944 mantan CEO dan Chairman dari “Target Operation” sebuah perusahaan retail kondang dan terbesar kedua di Amerika Serikat.

Ulrich, adalah seorang kolektor barang-barang seni Afrika yang bersama dengan temannya, Marc Felix, mendirikan museum ini. Keduanya terinspirasi setelah mengunjungi museum alat musik di Brussel, Belgia.

Rancang bangun MIM dikerjakan dengan banyak meniru dan bahkan dikonsultasikan dengan para ahli pada museum sejenis yang ada di Perancis, Musée de la Musique.

Biaya pembangunannya sebesar 250 juta dolar AS, terdiri dari dua lantai yang dirancang dengan penuh pencahayaan dan desain yang amat canggih.

Alat musik tiap negara, baik yang modern maupun asli, ditampilkan dalam sebuah layar datar hight resolution dengan suguhan atraksi yang menarik.

Alat pemandu nirkabel

Para pengunjung museum dapat menikmati dengan mendengarkan suara dari aneka ragam alat musik tersebut melalui alat pemandu berupa headset yang tersambung secara nirkabel dengan televisi-televisi itu.

Pengunjung tidak memerlukan bantuan operator.  Sistem suara dan sajian di layar monitor bekerja secara otomatis.

Pada saat pengunjung selesai membayar tiket masuk, mereka akan menerima alat pemandu nirkabel lengkap dengan headset-nya.

Setiap orang akan menerima sebuah alat pemandu nirkabel yang sudah dalam keadaan “on”. Volume suara dapat diatur sesuai selera masing-masing menggunkan tombol yang sangat mudah dilakukan.

Museum ini mengoleksi lebih dari 15.000 instrumen musik yang berasal dari tidak kurang 200 negara di segala penjuru bumi.

Hanya beberapa meter dari loket penjualan karcis tanda masuk, tersedia sebuah grand piano besar yang siap pakai.

Di samping piano terpampang pengumuman yang menjelaskan bahwa siapa saja dipersilakan memainkan piano tersebut untuk turut serta menghibur kedatangan para tamu yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke MIM.

Di lantai 1 terdapat bagian khusus yang bernama “The Artist Galery”. Isinya adalah beragam instrumen musik yang berhubungan atau digunakan oleh sejumlah artis ternama seperti Elvis Presley, Pablo Casals, Taylor Swift, King Sunny Ade, dan John Lennon.

Di lantai yang sama terdapat pula “museum store” yang menjual banyak souvenir yang berhubungan dengan instrumen musik.

Pada bagian lain para pengunjung dapat mencoba memainkan sendiri beberapa instrumen musik yang disediakan di situ. Ada tempat khusus untuk mencoba. Jadi, para pengunjung tidak hanya dapat melihat, tapi juga dapat merasakan memainkannya.

Alat musik Indonesia

Alat musik Indonesia dipamerkan di sebuah pelataran yang cukup luas. Ada satu set gamelan lengkap termasuk satu set wayang kulit seolah-olah sedang akan ada pertunjukan wayang kulit.

Di salah satu sisi pelataran itu, di samping gong, terdapat layar monitor yang menayangkan proses pembuatan gong. Ditampilkan dalam tayangan itu bagaimana sebuah bongkahan besi ditempa dan dibakar sampai perlahan-lahan berubah bentuk menjadi sebuah gong.

Sebuah visualisai yang sangat menarik.

CHAPPY HAKIM Satu set gamelan dan wayang kulit di Musical Instrumen Museum, Arizona, Amerika Serikat.

CHAPPY HAKIM Satu set angklung di Musical Instrument Museum, Arizona, Amerika Serikat.
Di seberangnya terdapat sisi yang menampilkan satu set angklung yang berjajar rapih dan sangat menarik perhatian pengunjung.

Bila dibandingkan dengan luasnya museum alat musik ini, maka ruang yang tersedia bagi peragaan alat musik Indonesia terbilang cukup luas.

Sungguh membanggakan hati melihat betapa keterwakilan Indonesia di museum alat musik terbesar di dunia ini menunjukkan pengaruh yang luar biasa dari para pemerhati alat musik dunia di Amerika Serikat.

Sebuah penghargaan yang patut menyadarkan kita sebagai orang Indonesia bahwa dalam bidang seni musik Indonesia berada dalam jajaran yang sangat diperhitungkan.

Dapat dikatakan, musik merupakan ruang refleksi seseorang. Musik adalah bahasanya semua orang. Musik menampung aspirasi dan menyatukan semua orang. 

Edgar Winter, seorang musisi sekaligus penyanyi "Rock and Blues" berkebangsaan Amerika yang dikenal sebagai seorang multi instrumentalis karena kemampuannya memainkan dengan piawai beberapa alat musik seperti piano, keyboard, saxophone, perkusi, dan gitar, pernah berujar,  

“Music is very spiritual. It has the power to bring people together”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com