JAKARTA, KOMPAS.com - Di Ternate, ibu kota Provinsi Maluku Utara kini berdiri sebuah hotel yang tercatat sebagai satu-satunya hotel bintang 4 yakni Grand Dafam Bela Ternate.
Sebelumnya hotel yang beralamat di Jalan Jati Raya no 500 di Kota Ternate ini bernama Hotel Bela International. Sejak 1 Oktober 2016, Dafam Hotel Management (DHM) resmi melakukan takeover management terhadap Hotel Bela International dan melakukan re-branding menjadi Grand Dafam Bela Ternate.
"Ini kali ketiga kami melakukan re-branding," kata Benny Laos, selaku Dirut PT Bela Cipta Sarana, pemilik Hotel Grand Dafam Bela Ternate, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (19/10/2016). Acara jumpa pers dihadiri Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba dan Managing Director DHM, Andhy Irawan.
Benny memaparkan, awal berdiri pada 19 Desember 2007, hotel ini memakai nama Amara, franchise hotel dari Singapura. "Baru tahun ketiga berjalan, kami putuskan kerja sama dan ganti nama menjadi Bela International. Ketiga, berubah lagi menjadi Grand Dafam Bela Ternate," tutur Benny.
Hotel yang terletak di kaki Gunung Gamalama ini memiliki 192 kamar, dengan pilihan kamar seperti deluxe, deluxe cabanas, executive deluxe, junior suite, executive suite, kieraha suite, poolside cottage, moti & makean cottage, dan penthouse.
Grand Dafam Bela Ternate dilengkapi fasilitas kolam renang, internet, transportasi, pusat kebugaran, restoran dan bar tepi kolam.
Mengapa memilih Dafam? Benny beralasan karena DHM merupakan salah satu jaringan hotel lokal asli Indonesia.
Bagi Benny, bisnis hotel dan pariwisata di Indonesia tidak hanya didominasi di Jawa dan Bali namun wilayah timur Indonesia juga butuh perhatian DHM. "Jangan hanya Jakarta-Bali, masih ada wilayah Ternate. Perhatikan juga Indonesia timur," katanya.
"Ini kebanggaan Dafam. Kami dan Bela sama-sama nasionalis dan ingin menjadikan pariwisata Ternate tersebar hingga ke mancanegara dan mendunia," katanya.
Namun untuk membangun pariwisata Maluku Utara membutuhkan jalan panjang dan kerja keras semua pihak.
Gubernur Malut tak menutup mata soal akses menuju Maluku Utara yang masih menjadi penghambat lambannya perkembangan pariwisata. Padahal Morotai merupakan salah satu dari "10 Bali Baru" yang hendak dikembangkan pemerintah ke depan.
"Selain akses, kami juga kekurangan kalau berbicara mengenai sumber daya manusia (SDM) sektor pariwisata. Makanya kami sangat mendukung keinginan Benny Laos untuk mendirikan sekolah pariwisata," katanya.
Benny lantas menimpali bahwa pihaknya ingin mendirikan sekolah perhotelan di Ternate untuk mengisi lapangan kerja di bidang perhotelan.
"Kami tidak jualan hotel, tetapi kami jualan destinasi. Maluku Utara memiliki alam yang penuh pesona. Hotel di Ternate sudah bagus, kulinernya ada dan beraneka ragam. Tinggal yang dibutuhkan wisatawan adalah penambahan penerbangan ke kota ini," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.