Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Gerabah Tandai Hari Santri Nasional di Borobudur

Kompas.com - 23/10/2016, 21:04 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Warga Klipoh Banjaran I, Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyambut suka cita Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-2, Sabtu (22/10/2016).

Mereka membuat kegiatan unik bertajuk Festival Gerabah Klipoh. Dusun kecil berjarak sekitar empat kilometer barat daya dari Candi Borobudur ini memang dikenal sebagai sentra kerajinan tanah liat atau gerabah. Mayoritas penduduknya bergantung pada hasil penjualan kerajinan tersebut.

Festival Gerabah Klipoh diawali dengan pembuatan gerabah serentak oleh puluhan wanita Dusun Klipoh. Mereka berhasil membuat kerajinan gerabah sebanyak 1.438 buah, sama dengan tahun penanggalan Islam saat ini 1438 Hijriah.

(BACA: Kawasan Pecinan Magelang Bakal Jadi "Borobudur Street Market")

Ribuan kerajinan gerabah itu antara lain berbentuk asbak, tempat lilin, cobek, mangkok, cangkir dan lain sebagainya. Para pengunjung yang datang pun dipersilakan untuk mencoba membuat kerajinan itu.

Ketua Perajin Bina Karya Dusun Klipoh, Supoyo (45), mengatakan bahwa Dusun Klipoh menjadi pusat gerabah di sekitar Candi Borobudur sejak masa nenek moyang. Sekitar 80 persen dari totla 250 kepala keluarga (KK) dusun ini bermata pencaharian membuat gerabah.

"Melalui festival ini kami ingin lebih mempromosikan Dusun Klipoh ini sebagai sentra gerabah sehingga dusun kami bisa menjadi alternatif tujuan wisata selain ke Candi Borobudur," ujar Supoyo.

Bertepatan dengan HSN 2016 ini, lanjut Supoyo, festival ini untuk mengingatkan bahwa nilai-nilai agama masyarakat harus tetap terjaga. Nilai kehidupan santri yang menjunjung tinggi akhlak, budi pekerti, harus tercermin dalam kehidupan masyarakat Klipoh dan masyarakat pada umumnya.

"Kami bekerja mencari uang dari gerabah. Tapi jangan sampai melupakan kehidupan spiritual kepada Tuhan. Jadi, kami dapat dunia dan akhiratnya," tutur suami dari Yasminah (45) ini.

Selain pembuatan gerabah massal, dalam festival ini juga diadakan kirab seni budaya santri, pameran gerabah, pentas kreasi santri, dan puncaknya pengajian kebangsaan dan dzikir budaya oleh mantan Ketua Lesbumi PBNU Dr Zastrow Al Ngatawi, Sabtu malam.

Kompas.com/Ika Fitriana Aparat Polisi mengenakan pakaian dinas kombinasi pakaian adat Magelang di Candi Borobudur.
Zastrow Al Ngatawi mengatakan sebagai destinasi wisata, Candi Borobudur telah dikunjungi jutaan wisatawan dari berbagai latar belakang. Maka, masyarakat sekitar yang mayoritas Muslim harus menjadi tuan rumah yang baik. Menyambut wisatawan sebagai tamu yang wajib dihormati tanpa memandang perbedaaan yang ada.

"Candi Borobudur menjadi jendela Nusantara. Untuk itu, dijaga, dirawat dan menjadi tuan rumah yang baik, demikian umat Islam berkewajiban memuliakan tamu tanpa memandang perbedaan agama, kepercayaan maupun suku bangsa,” katanya.

Menurut pengajar STAINU Jakarta ini, potensi moral etik yang dikembangkan dengan baik memiliki dimensi ekonomi bagi masyarakat setempat. Desa-desa sekitar candi peninggalan Wangsa Syailendra ini memiliki potensi yang bisa mendatangkan rupiah, misalnya kerajinan gerabah, kuliner hingga seni budaya.

"Dengan spirit religius seperti itu maka potensi tersebut bisa berkembang baik," ujarnya.

Di sisi lain, tambah Zastrow Al Ngatawi, para pemangku kepentingan juga harus memiliki semangat yang sama untuk mengembangkan potensi-potensi di sekitar Candi Borobudur. Misalnya, pengelola Candi Borobudur (PT TWCB) maupun pemda setempat membuat program atau paket wisata keliling kampung dan lain sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com